Lukas 24 : 36-49

Tetelestai atau sudah selesai itulah kata terakhir yang Yesus serukan, lalu IA mati. Tetelestai atau sudah selesai paling tidak bahwa apa yang diamanatkan kepadaNya telah tuntas dan paripurna dilaksanakan, dengan tidak ada satupun yang tertinggal. Apakah dengan demikian karya Allah menjadi tidak lagi terjadi dalam kehidupan di dunia ini? Tentunya tidak.

Dalam teks bacaan hari ini, Yesus yang sebelum secara penuh kembali ketempat asalnya, menjelaskan bahwa para murid adalah saksi atas semua yang sudah dilakukanNya (48). Kata saksi disini bukan hanya dalam arti tahu, ngerti akan semua yang dari Yesus telah kerjakan. Namun kata saksi dalam bahasa Yunani adalah martus yang juga dapat menjadi martyr. Sehingga, menjadi saksi berarti siap untuk mempersaksikan bahkan sampai akhir hidup (martyr) akan apa yang sudah dilakukan dan diberikan oleh Yesus.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa Yesus, yang sempurna dalam karyaNya itu memberikan tongkat estafet kepada kita semua yang mengaku menerimaNya sebagai sang Mesias. Panggilan bermisi menjadi bagian yang melekat dalam setiap kehidupan yang ada. Jadi kasih karunia dalam keselamatan itu tidaklah membawa hidup nyaman untuk diri sendiri, namun menjadikan kita bergerak dan berdampak dalam karya-karyaNya. Bisakah itu dilakukan dalam dunia yang telah berkembang dan berubah ini? Apakah itu masih dilakukan hanya dengan pergi ke pelosok-pelosok daerah yang terpencil saja? Apakah itu hanya dengan bentuk pemberian-pemberian aksi sosial sajakah? Tentunya tidak hanya demikian, menjadi saksi dan menyampaikan misi itu dimulai dari kesadaran akan kasihNya yang sudah di terima dan wujudkan dalam setiap kehidupan yang saat ini dipercayakan oleh Tuhan, dengan hadir dan menjadi pribadi yang terbuka dan menerima siapa saja yang datang, serta memberikan cinta kasihNya bagi mereka. Itu dilakukan dengan setia setiap saat. 

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *