(Efesus 2 : 1-10)

Sepertinya, dengan tanpa adanya perjumpaan dengan DIA secara personal, maka bisa jadi kisah kubur kosong hanya menjadi seperti kisah-kisah ajaib lainnya. Kisah kubur kosong itu tak akan membawa perubahan dalam diri.

Sedangkan untuk bisa mengalami perjumpaan dengan DIA, maka perlu adanya kesadaran akan diri, tahu siapa diri ini sesungguhnya dihadapanNya (ayat 1, 3). Murka Allah sesungguhnya berlaku, namun ada kasih karunia yang diberikan (8), yang untuk itu DIA harus mati dalam kesengsaraan yang dahsyat.

Berjumpa dengan kisah yang sedemikian lalu kita merenungkannya dengan penuh kedalaman, maka akan membawa pembaharuan dalam diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (10). Menemukan untuk apa sebenarnya kita ada dalam dunia sudah menjadi jelas. Dan karena itu pulalah hidup tidak/janganlah hanya sekedar dijalani, tidak seperti air yang mengalir. Harus ada arah yang jelas dan semua itu ada dalam kehendak-kehendakNya.

Entah sudah berapa puluh kali kita merayakan paskah. Namun entah berapa puluh kali pula, apakah paskah itu membaharui hidup kita? IA tak lagi ada dikubur itu, IA sudah bangkit dan itu membawa kemenangan atas hukuman kekal. Mari tata hidupmu dengan tidak melekat pada dunia namun pada DIA yang telah bangkit itu. Berkaryalah dalam setiap kesempatan yang IA berikan.

Selamat Paskah.

Pdt. Elfriend P. Sitompul