(Mat 22:15-22)

Ketika mendengarnya, mereka terheran-heran, dan meninggalkan-Nya lalu pergi (22). Untuk kesekian kalinya Yesus, mampu “mengalahkan” setiap pertanyaan yang diajukan baik dari kaum Farisi dan lainnya. Sungguh ada kecerdasan dan hikmat yang sungguh-sungguh melekat dan mewujud dalam hidupnya. Manusia adalah makhluk pembelajar. Tujuan dari pembelajaran, paling tidak membuat menjadi paham dan bisa mewujudkan yang dipahami tersebut sehingga kualitas diri menjadi lebih baik. Hidup menjadi tak sekedar dijalani namun memberi makna baik bagi kemuliaanNya.

Bergurulah pada Yesus, karena IA memang juga sang guru. Banyak nilai pengajaran yang IA sampaikan semasa hidupnya. Salah satunya dalam teks bacaan kita saat ini. Mengenai membayar pajak. Dengan jelas Yesus mematahkan semua niat buruk dari kaum Farisi yang ingin menjebaknya. Yesus berkata, Jika memang untuk Kaisar maka berikan untuknya, namun sebaliknya jika untuk Allah maka berikan untuk Allah pula (21). Yesus, memberikan pengajaran akan konsistensi serta tidak membeda-bedakan akan kualitas kehidupan. Ketika ada dalam dunia maka maksimalkanlah dan sama dengan demikian pula kepada Allah.

Dari pembelajaran yang diberikanNya, kita dapat menangkap pesan bahwa menjadi orang percaya akan selalu diperhadapkan dengan ujian-ujian kehidupan. Namun ketika punya keseriusan untuk selalu belajar pada sang guru yaitu Yesus, maka segala ujian itu akan bisa dihadapi, serta kualitas kehidupan akan menjadi jelas pula untuk tertampilkan. Jadi belajarlah dengan sungguh-sungguh padaNya.

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *