Renungan Minggu, 16 Januari 2022
Mengenal Allah, Mengenal Kristus
Yohanes 17 : 1 – 5
Minta dihargai, dihormati, dipermuliakan, bahkan minta diberi tempat yang layak dan lebih dari orang-orang lain. Nuansa yang sedemikian sepertinya sangat kuat muncul dalam teks bacaan kita. Dan hal itu diungkapkan bukan dari manusia biasa namun dari Yesus. Salah dan kurang tepatkah hal ini? Kan Dia adalah Allah sendiri, mengapa harus meminta? Tanpa meminta pun sepertinya Ia sudah pasti akan mendapatkan itu semua, karena Ia adalah Pemilik dunia dan segala ciptaan-Nya juga. Apa maksud semua permintaan itu?
Paling tidak apa yang dimintakan oleh Yesus ini sepertinya titik tekannya bukan kepada permintaan itu, namun lebih kepada bentuk kesetiaan yang sudah Ia lakukan dalam tugas panggilan yang ditetapkan kepada-Nya. Misi yang ada dalam diri-Nya tidak ada yang meleset, semua dengan tepat dikerjakan (4). Dan untuk semua itu maka upah dari kesetiaan itu dengan layak akan diberikan kepadaNya.
“Mintalah maka engkau akan diberi … (Matius 7 : 7a)” bagian ayat yang mengajarkan untuk meminta. Dan itulah yang paling tidak menjadikan redaksi doa-doa kita menjadi permintaan dan permohonan bahkan itu berwujud pula dalam sikap diri atau laku hidup yang menuntut untuk dipenuhi segala permohonannya. Tapi ketika kita belajar dengan sungguh-sungguh mengenal DIA maka semua permintaan dan permohonan itu, harus didahului dengan kesetiaan dalam hidup di dalam Dia. Kesetiaan untuk melakukan apa yang diperintahkan-Nya, seperti Ia yang taat sampai mati. Maka semua yang dimintakan itu menjadi layak dan sangat mungkin akan terwujud. Jadi jangan cepat-cepat meminta bahkan meminta banyak tanpa ada pengujian diri atas apa yang sudah dilakukan bagi-Nya. Ingat pula bahwa hidup ini haruslah berimbang antara permintaan atau hak dengan keharusan atau kewajiban.
Pdt. Elfriend P. Sitompul