(Kis 5 : 1-11)
Memberi adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan orang percaya. Memberi merupakan respons iman kita atas Allah yang telah terlebih dahulu memberi yang terbaik kepada kita. Memberi dapat kita lakukan dalam banyak bentuk, antara lain: persembahan waktu, persembahan tenaga, juga persembahan materi.
Sebagai bentuk respons iman serta rasa syukur kita kepada Allah, memberi perlu dilakukan dalam ketulusan hati. Memberi tidak boleh menjadi upaya kita untuk menumpuk pujian atau kemuliaan diri. Itulah yang sempat dilakukan oleh sepasang suami istri dalam Alkitab, Ananias dan Safira. Mereka memberi persembahan dengan motivasi hati yang keliru. Akibatnya, Tuhan pun mendatangkan hukuman atas mereka. Sesungguhnya, dosa Ananias dan Safira bukan terletak pada jumlah pemberian yang diberikan kepada para rasul, melainkan pada kepura-puraan mereka dalam menunjukkan kemurahan hati.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memberi dalam segala kejujuran hati, ketulusan, serta sukacita. Pemberian yang kita lakukan dalam kejujuran, akan menjadi sesuatu yang berkenan di hadapan Tuhan; berapapun nilainya serta apapun bentuknya. Dalam kisah Injil, Tuhan Yesus sendiri pernah memuji seorang janda miskin yang hanya mampu memberi dua peser. Namun, di mata Allah, janda miskin itu memberi lebih banyak dari yang lain. Untuk itu, mari kita memberi dalam segala ketulusan. Ingatlah, bahwa Ia menyelidiki hati setiap kita. Mari memberi, sebab kita telah terlebih dahulu diberi segala yang baik oleh-Nya. Tuhan memberkati!
Pdt. Bernadeth
GKI Maulana Yusuf Bandung