(Mat. 9:35-38)
Ego atau Aku, adalah persoalan yang sering menjadikan dunia tidak menjadi semakin membaik. Dalam Ego ada nafsu untuk memuaskan apa yang diinginkan diri sendiri, sehingga menjadikan orang lain tidak penting lagi. Hidup seringnya hanya difokuskan untuk diri sendiri. Ternyata kalau dilihat dengan jernih, ego ini juga ada dalam hal keimanan yaitu tentang keselamatan. Keselamatan di hentikan hanya untuk diri sendiri saja. Padahal keselamatan dalam iman kepada Yesus Kristus itu bentuknya mencair atau mengalir, bukan membeku. Ia bukan dalam bentuk lari sprint atau cepat, namun lari estafet. Tongkat keselamatan itu harus selalu diteruskan kepribadi selanjutnya, bukan berhenti pada diri sendiri.
Inilah yang Yesus sampaikan dalam teks bacaan hari ini. Ia sedih melihat banyak orang yang terlantar (36). Yesus, rindu kita menjadi pekerja-pekerja untuk menuai jiwa-jiwa tersebut. Dari situ kita bisa melihat bahwa pekerja itu sedikit sementara tuaian sangat banyak.
Membicarakan misi dengan segala teori-teorinya itu tidaklah sulit, namun melakukannya menjadi sebuah wujud aksi itu menjadi persoalan yang butuh pemikiran yang mendalam serta niat yang yang serius pula. Gereja ada bukan untuk lari sprint atau cepat mencapai garis finis, namun gereja ada untuk berlari estafet, karena itu gereja harus bermisi. Inilah, yang pada bulan Mei dihayati oleh sinode GKMI. Saat ini kita sedang ada dalam bulan misi. Artinya, kita sebagai orang-orang percaya yang ada dalam wadah komunitas GKMI diajak untuk selalu menyadari bahwa sebagai orang percaya itu harus selalu bermisi, menceritakan dan menyampaikan Kristus yang telah menyelamatkan kepada setiap makhluk yang ada. Melalui apa? Melalui kisah kehidupan kita yang telah terubahkan oleh kasihNya. Bisa?, pastilah bisa jika IA sudah meresap dalam kehidupanmu.
Pdt. Elfriend P. Sitompul