(Mat 24 : 37-44)
Saat ini, kita semua ada di Minggu Adven yang ke-2. Adven sendiri berarti “kedatangan”. Dalam masa Adven, kita semua diajak untuk menghayati dan mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Kristus. Pertanyaannya, kedatangan Kristus yang mana? Apakah hanya kedatangan Kristus dalam wujud bayi mungil di Bethlehem? Ternyata tidak. Masa Adven juga adalah masa di mana kita diingatkan kembali, bahwa Kristus adalah Pribadi yang akan datang kembali pada akhir zaman. Dalam Pengakuan Iman Rasuli dinyatakan, “Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.” Kristus yang telah datang ke dalam dunia sebagai manusia ribuan tahun silam, adalah Ia yang juga akan datang kembali dalam kemuliaan untuk menyatakan penghakiman dan pemulihan-Nya atas segenap ciptaan.
Dalam iman, kita meyakini bahwa Tuhan pasti akan datang. Namun, kedatangan-Nya merupakan suatu misteri. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan Ia akan kembali. Dalam Matius 24:36 dinyatakan, “Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Justru di tengah-tengah misteri inilah, kita dipanggil untuk selalu hidup dalam kewaspadaan. Demikianlah Tuhan Yesus berkata, “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Matius 24:44). Betul bahwa sebagai orang percaya, kita meyakini bahwa kita telah menerima anugerah keselamatan. Di dalam Yesus Kristus, kita mengimani bahwa Allah tidak lagi mengingat dosa-dosa kita. Di dalam Kristus, Allah bertindak untuk mengampuni kita. Namun, keyakinan ini tidak sepatutnya membuat kita lalu hidup semau-maunya dalam menanti kedatangan-Nya! Keyakinan akan anugerah Kristus tidak boleh membuat kita hidup seenaknya tanpa memperhatikan ketetapan-ketetapan Allah! Sebaliknya, kita harus senantiasa melayakkan diri untuk menyambut Dia!
Mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Tuhan dapat kita lakukan bukan dengan hal-hal yang luar biasa, melainkan melalui hidup keseharian yang penuh kewaspadaan serta semangat untuk melayani sesama. Kita dipanggil bukan hanya untuk menjauhi larangan-Nya, tetapi juga aktif melakukan kehendak-Nya dalam cinta dan karya. Lihatlah bagaimana Injil Matius menggambarkan tentang dua orang sedang bekerja di ladang, yang satu dipilih, dan yang lain tidak. Dua orang perempuan memutar batu kilangan, yang satu dipilih, dan yang lain tidak. Semua orang bisa menjalani hidup dan rutinitas yang biasa, tetapi sesungguhnya Tuhan mengetahui siapa orang-orang pilihan-Nya kelak. Dalam masa penantian ini, kita diminta untuk tidak sekadar sibuk pada kehidupan diri sendiri; doing so many things! Namun, dalam apa yang kita kerjakan, berilah sesuatu bagi kehidupan! Berilah makna, berilah pengharapan, tularkanlah kasih dan sukacita lewat apa yang kita kerjakan. Supaya, saat Kristus datang, kita sungguh-sungguh menjadi pribadi yang siap dalam menyambut-Nya! Jangan takut, Allah yang memanggil kita kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. Dalam Roh Kudus, Ia pasti akan memampukan dan menolong kita. Amin.
Pdt. Bernadeth Florenza da Lopez
GKI Maulana Yusuf