(Rut 2.1-23)
Ada semacam Jaring Pengaman Sosial di Israel Kuno. Dengan Jaring Pengaman Sosial ini, kaum miskin (yakni para janda, anak yatim-piatu, dan imigran/orang asing, pendeknya orang-orang yang tidak memiliki sumber daya ekonomi) dapat bertahan hidup. Di antara Jaring Pengaman Sosial itu adalah aturan dalam memanen. Pemilik ladang, atau orang-orang upahannya, tidak diperbolehkan untuk memanen seluruh hasil ladang mereka (baik gandum maupun jelai). Mereka harus menyisakannya bagi kaum miskin, entah itu berupa petak-petak yang sengaja tidak dipanen, atau bulir-bulir gandum atau jelai yang tercecer sementara mereka memanen. Inilah prinsip: hasil kerjaku adalah milik Allah, dan di dalam hasil kerjaku terdapat hak kaum miskin.
Saat itu adalah musim tuai. Rut berinisiatif untuk memanfaatkan Jaring Pengaman Sosial itu. Tujuannya jelas, yakni untuk mendapatkan sesuap nasi bagi dirinya dan mertuanya. “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku,” katanya kepada Naomi. Sang mertua mempersilakannya. Rut tidak merasa malu atau gengsi untuk melakukannya. Tiba di sebuah ladang jelai yang sedang dipanen, Rut langsung bekerja. Menurut kesaksian para pekerja di ladang itu, ia “datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang, dan seketika pun ia tidak berhenti” (Rut 2:7). Rut bekerja keras untuk mendapatkan sesuap nasi bagi dirinya dan mertuanya. Karena kekecewaannya, Naomi belum dapat menyadari bahwa ia memiliki “sesuatu” yang sangat berharga. “Sesuatu” itu adalah menantunya. Bukankah Rut begitu mengasihinya? Bukankah perempuan Moab itu telah berjanji untuk mendampinginya ke mana pun ia pergi dan di mana pun ia berada? dan keputusan Rut, yang mendampinginya (bahkan menyatakan bahwa bangsa Naomi adalah bangsanya dan Allah Naomi adalah Allahnya).
Perkataan Boas (Rut 2:8-9) itu sangat berkesan di hati Rut. Terasa betul keramahan dan kemurahan hati pria setengah baya itu. Rut merasakan hal itu. Itulah sebabnya ia “sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah” seraya berkata kepada Boas (Rut 2:10)
Mengapa Boas memperhatikan Rut? Mengapa ia menganggap perempuan Moab itu penting? Rupanya Boas itu tahu hal-ihwal Rut, yakni tentang semua yang telah dilakukannya kepada mertuanya sesudah kematian suaminya, dan bahwa ia telah meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak dikenalnya (Rut 2:11-12). Boas tahu bahwa Rut seorang yang berbudi luhur. Berawal dari cerita sampai musim panen berakhir ini, cara kerja nyata atas kehidupan Naomi dan Rut. Untuk lebih jelasnya dengarkan Kotbah ya…
Tuhan Yesus Memberkati.
Pdt. Iwan Suhartono
GKMI Bogor