Renungan Minggu, 17 Juli 2022

Yohanes 6 : 35 – 51

Mempertahankan dan terus menghidupi dengan penuh sukacita kehidupan rumah tangga jelas bukanlah perkara yang mudah. Banyak lika-liku yang harus dilalui dalam setiap perjalanan kehidupan berkeluarga. Tidak selalu ada dalam sukacita tapi ada amarah, benci dan seterusnya bisa hadir di dalamnya. Bahkan satu hal bisa terjadi yaitu kekosongan, ada rasa hampa dalam menjalani hari-hari hidup berkeluarga. “Tahu begini, lebih baik aku dulu tidak berkeluarga” — kalimat itu bisa muncul atas semua kisah yang dialami.

Jangan salah dan menyalahkan, jangan pula undur tapi lebih baik temukan jalan keluar yang bisa menyemangati terus perjalanan kehidupan berkeluarga-nya. Teks ini kiranya bisa menolong. Yesus kembali mengingatkan bahwa kekosongan dan rasa hampa itu bisa jadi karena adanya ruang yang tak selalu terisi. Maka Yesus berkata bahwa Ia adalah Roti Hidup. Makanan yang tidak akan pernah habis-habisnya. Ia mempersilakan kita untuk datang, bukan hanya untuk melihat tapi memakan-Nya dan itu akan mengisi semua ruang kosong tadi. Yang menyebabkan kehidupan berkeluarga selalu ada dalam kekuatan-kekuatan baru dalam perjalanan-nya.

Ketika hanya dilandasi dengan cinta semata, maka kehidupan berkeluarga bisa mengalami kekosongan. Apalagi cinta yang hanya karena fisik dan lainnya. Ia bersifat sementara. Tapi akan lain jadinya ketika rumah tangga diisi dengan DIA sang Roti Hidup, maka selalu kenyang lah semua pengisi rumah itu. Karena itu maka hadirkan DIA selalu dalam setiap kehidupan keluarga-mu. Biarkan IA menjadi santapan yang selalu dinikmati dalam perjalanan keluarga sehingga segala lika-liku terjadi akan tetap bisa menghadapinya.

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *