Tidak dapat dipungkiri bahwa simbol sering mewarnai perjalan hidup keberagaman manusia. Misalnya saja salib, ia menjadi simbol kekristenan. Jikalau ada orang yang memakai aksesoris berbentuk salib maka dengan cepat orang akan mengenalnya sebagai orang Kristen. Menariknya walaupun sesungguhnya setiap simbol itu memiliki makna namun ada banyak orang yang tidak tahu makna dari simbol tersebut.

Kandil emas – atau yang sering dikenal pula dengan sebutan “Kaki Dian” – sebagaimana dalam penglihatan nabi Zakharia, merupakan bagian dari benda-benda/perabotan yang ada didalam Bait Suci yang pembuatannya merupakan perintah dari Allah sendiri (Kel 25 : 31-40). Keberadaan Kandil Emas didalam Bai Suci ini merupakan simbol kehadiran Allah ditengah umat, oleh karenanya betapa perlunya menjaga nyala api dalam Kandil tersebut; hingga Allahpun telah memilih Harun dan keturunannya utnuk tugas ini.

Minggu Advent adalah masa penantian akan datangnya Natal. Natal Pertama telah nyata dengan lahirnya bayi Kristus dalam “Kisah Betlehem”, dan kini kita sedang menanti Natal Kedua, yaitu datangnya Kristus yang ke dua kali kedunia. Kapankah waktu itu tiba? Tak seorangpun yang mengetahuinya. Disinilah sebagai umatNya kita perlu menjaga agar “api kandil itu tetap menyala dalam hidup kita. Menjaga agar Allah tetap hadir dalam hidup kita dan menerangi jalan-jalan kita. Bahkan ditengah penantian ini, kita memnjadi umat yang dapat memancarkan terangNya bagi sesama kita.

Di tengah penantian akan sesuatu yang belum tahu pasti waktunya, memang tidak akan mudah menjalaninya. Simbol-simbol kekristenan kiranya mewujud nyata dalam hidup keseharian kita. Dibutuhkan satu komitmen dan kesetiaan untuk dapat berkata “Roh-ku Menantikan Tuhan”. Selamat memasuki Minggu Advent I dengan menjaga api kehadiranNya dan menjadi terang bagi sesama.

Pdt. Didik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *