We are All Human (Kita adalah Sesama Manusia)

(Roma 13 : 8 – 10)

Teori tanpa praktik tidak akan mendatangkan perubahan atau transformasi apa pun pada sendi-sendi kehidupan manusia, teori adalah janji dan praktik adalah pembuktian dari janji tersebut” – sebuah pernyataan yang sungguh menohok dalam kehidupan keseharian kita, baik sebagai orang percaya maupun sebagai umat manusia. Ia mengajak agar kita tidak hanya sekedar tahu teori tapi juga mewujudkan teori itu. Tentunya sebagai pengikut Kristus, kata ‘kasih’ tidaklah baru dalam kosakata iman kita, bahkan biasa. Kita juga sepertinya dapat dengan mudah menjelaskan: Apa itu kasih? Apa contoh kasih? dsb. Namun ketika kata ‘kasih’  dihubungkan dengan pernyataan di atas, sebuah pertanyaan muncul, yaitu: apakah kasih yang dipahami secara teori itu sudah terwujud dan mewujud dalam kita?

Teks bacaan kita diawali oleh ajakan Paulus untuk menghormati para pemimpin negara. Wujud dari hal itu adalah dengan kita menjadi warganegara yang patuh pada aturan serta melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi dalam kesadaran bahwa setiap pemerintahan itu berasal dari Tuhan (1-2). Selanjutnya, Paulus juga mengajak untuk mewujudkan kasih, bukan sekedar teori namun sebagai praktik riil orang percaya kepada Tuhan. Bahkan Paulus memberi kesimpulan bahwa dari sekian banyak ajaran hukum Taurat itu sesungguhnya mewujud nyata melalui sikap mengasihi (8). Ketika seseorang telah dipenuhi oleh kasih Tuhan maka ia menjadi pribadi yang tidak akan dapat tahan untuk memendam kasih itu sendirian, justru ia akan mewujudkan kasih-nya dalam sikap dan perbuatan yang riil, yaitu: tidak berbuat jahat (10).

Kita sudah ada di Bulan September, bulan yang secara sinodal dirayakan sebagai ‘Bulan Perdamaian’. PPKM belum usai dan dalam situasi pandemi ini ada banyak manusia yang merasa takut, apa dan jadi bagaimana esok hari? Rasa takut itu lantas mewujud dalam sikap dan perilaku penuh kekerasan. Dibutuhkan taburan kasih yang murni untuk mengobati bahkan mengalahkan kekerasan serta ketakutan tsb. Di sinilah peran saya dan Anda sebagai orang yang telah merasakan kasih dari Tuhan untuk menghadirkan taburan kasih yang bukan sekedar teori namun mewujud dalam sikap dan perbuatan yang riil atau nyata. Lihat sekitarmu, banyak orang yang sedang rindu untuk sapaan dan tindakan kasihmu. Mari kita menjadi komunitas pembawa damai. Amin.

Pdt. Elfriend Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *