Indonesia for Christ (Indonesia bagi Kemuliaan TUHAN)

(Wahyu 7 : 9 – 12)

Indonesia bagi kemuliaan-Mu. Frasa ini tentu kita kenal dan biasa kita dengar karena ada lagu dengan judul demikian yang kita sering dengar juga. Bahkan bisa jadi sering kita dengar juga dalam syafaat, kita mohonkan supaya kemuliaan Tuhan turun atas Indonesia. Tentu kemudian bisa saja muncul suatu pertanyaan: jadi, apakah Tuhan yang akan turun dan menampakkan kemuliaan-Nya, atau kemuliaan Tuhan akan hadir di dunia ini dengan partisipasi dari umat-Nya juga? Terlepas pembelaan dari kedua pihak yang saling mempertahankan jawaban mereka, ada juga hal yang bisa dipelajari dari Wahyu 7 ini.

Pertama, adalah aspek nirkekerasan. Ketika seseorang berbicara tentang kemuliaan, ada kemungkinan hal itu dibaca sebagai ‘glory’ yang biasanya berhasil didapatkan pasca kekalahan semacam musuh. Hal ini justru berkebalikan dengan apa yang nampak dalam bacaan kita. Para manusia yang hadir di kerumunan tersebut digambarkan membawa daun palem, yang menjadi lambang perdamaian. Apa artinya bagi kita? Pemahaman, pengajaran tentang perdamaian dan nirkekerasan itu tidak hanya harus ada di ranah pemikiran, namun juga ada di ranah perbuatan.

Kedua, adalah kebijaksanaan. Ketika kita bilang kita ingin menghadirkan kemuliaan bagi Tuhan, tentulah kita harus tahu mau melakukan apa. Tidak sembarangan, apalagi bila sampai melakukan kejahatan atas nama Tuhan. Apa yang hendak menjadi pikiran, tutur kata, bahkan sampai perbuatan tentu harus mendapat berbagai pertimbangan yang matang.

Sudah 70 tahunan lebih Indonesia merdeka, dengan segala problematika yang tidak kunjung usai. Mari kita melihat, apakah orang Kristen menjadi penolong / penyelesai masalah? Atau jangan – jangan orang Kristen malah ikut mengambil bagian sebagai pengacau dan perusak bangsa ini? Mari kita mengusahakan perdamaian dan menjaga negeri kita ini. Amin.

Sdra. Alfonso Alexander

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *