(Alat untuk Kebenaran)
Roma 6 : 11 – 14
Salah satu tema besar yang diangkat dan diperjuangkan oleh Rasul Paulus adalah menjadi manusia baru atau ciptaan baru. Ini bukan berkaitan dengan perubahan wujud fisik, dari yang dulu jelek sekarang cantik dan ganteng, tidak demikian. Manusia baru atau ciptaan baru lebih menekankan munculnya karakter baru (dalam hal ini adalah Kristus) di setiap orang yang menerima-Nya sebagai Tuhan dan juruselamat. Pola sikap hidup baru yang menampilkan apa yang telah diteladankan oleh Tuhan Yesus. Dan tentunya hal ini terwujud nyata melalui sikap dan perbuatan dari seluruh anggota tubuh. Dari ujung rambut sampai ujung kaki menjadi perwujudan dari Kristus yang telah diterima itu. Bagaimana itu bisa terjadi?
Menyadari bahwa ketika menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat maka kehidupan yang ada ini tidak lagi mutlak menjadi milik sendiri, tapi menyatu dengan DIA (lihat ayat 5-6). Telah mati bagi dosa dan menyatu dengan kebangkitan-Nya yang berkonsekuensi logis bahwa dosa (segala hawa nafsu, kedagingan, dll) menjadi tidak lagi berkuasa dalam diri (ayat 12). Yang semua itu mewujud dengan menjadikan semua anggota tubuh dipersembahkan pada kehendak DIA. Perkataan berubah, sikap berubah, langkah berubah, tatapan mata berubah dan lainnya karena telah menerima rahmat dari Allah. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 2 : 20).
Beresikokah perubahan ini dalam kehidupan keseharian? Ya, bisa sangat beresiko. Tuduhan “orang munafik”, “sok suci”, dll bisa dilabelkan pada diri. Namun ketika kita sungguh-sungguh melihat dan merasakan kasih karunia Tuhan yang begitu besar maka sikap untuk melakukan perubahan karakter itu adalah sebuah keharusan yang harus terjadi. Dan perubahan itu sesungguhnya juga tidak menjadikan kita menjauh dari dunia ini, namun justru memampukan kita untuk melakukan sama seperti yang Kristus lakukan: hidup yang semakin memiliki kasih, tangan yang selalu terbentang untuk merangkul siapa saja dalam kasih yang hangat dan mesra. Mari belajar melakukannya.
Pdt Elfriend P. Sitompul