Helping Each Other Achieve Destiny (Bersama Mencapai Kemaksimalan)

(1 Korintus 9 : 24 – 25)

Sir Alex Ferguson, pelatih legendaris Manchester United, mempersembahkan 38 gelar dalam 27 tahun masa kepelatihan-nya (1986 – 2013), di antaranya: 13 kali juara Premier League dan 2 kali juara Champion League. Di awal masa kepelatihan-nya, situasi MU tidak lah baik; berada di dasar klasemen, mental pemain yang buruk, tingkat kebugaran yang rendah, kurangnya kedisiplinan, bahkan beberapa pemain-nya mengalami ketergantungan minuman keras tingkat lanjut. Perlahan tapi pasti Ferguson menerapkan aturan dan disiplin ketat untuk seluruh pemain dan hal itu membawa perubahan yang besar. Tim yang awalnya medioker dan tidak diper-hitungkan lantas menjelma menjadi tim yang disegani baik di level nasional maupun internasional dengan segudang prestasi.

Sebagai orang percaya yang telah dimerdekakan oleh penebusan Tuhan Yesus Kristus, kita memiliki jaminan keselamatan sekaligus tanggungjawab untuk menjadi pelatih/mentor bagi sekitar kita. Seperti Tuhan Yesus memberi teladan bagi para murid mengenai kehidupan yang berkenan kepada Allah, demikian pula kita seharusnya bagi sekeliling, baik dalam lingkungan keluarga, gereja,atau komunitas lainnya. Kita selayaknya dapat memberi pengaruh bagi orang lain demi mereka dapat mencapai kemaksimalan hidup sebagaimana Tuhan kehendaki (seperti Alex Ferguson membawa MU pada prestasi tertinggi).

Alkitab seringkali memakai istilah olahraga dalam menggambarkan perjalanan iman seseorang, seperti analogi pelari maupun petinju yang sedang bertanding (ayat 26). Bahkan Ibrani 12 : 1 berkata “karena kita mempunyai banyak saksi bagaikan awan yang mengeliliingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita”. Artinya setiap kita saat ini sesungguhnya sedang ada dalam pertandingan atau perlombaan, tapi permasalahannya adalah: apakah kita sedang menjalani pertandingan yang wajib atau justru pertandingan yang tidak wajib? Pertandingan yang tidak wajib pasti akan menghabiskan banyak energi dan ujungnya membawa kepada kebinasaan sementara pertandingan yang wajib adalah menjalani kehidupan yang berkenan kepada Allah (Roma 12 : 1).

Seperti seorang pelatih yang cakap, kita pun seharusnya dapat mengarahkan dan memberi tuntunan bagi sesama kita dalam menjalani pertandingan wajib-nya, yaitu:

meninggalkan semua beban dan dosa, berlomba dengan tekun, selalu fokus pada Tuhan Yesus, dipimpin oleh iman dan serupa dengan karakter Kristus. Sebelum membawa sesama kita pada kemaksimalan-nya, sepatutnya kita sendiri pun telah hidup dalam pertandingan yang benar. Amin.

Bpk. Agus Riyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *