The Salt and Light of the World (Garam dan Terang Dunia)

(Matius 5 : 13 – 16)

Pesta olahraga dunia Olimpiade saat ini sedang berlangsung di Jepang. Ini adalah pesta yang tertunda karena pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia ini. Ada banyak cabang olahraga yang dipertandingkan dan setiap atlet yang hadir pasti punya harapan untuk menjadi pemenang serta beroleh medali yang mengharumkan nama bangsa serta dirinya. Semua yang menjadi impian itu akan bisa didapat paling tidak ketika para atlet itu fokus dan berkonsentrasi dengan apa yang menjadi bagiannya. Tidak lagi masih mencari-cari dan bingung dengan apa yang akan dilakukan di dalam arena pertandingan tetapi sudah mengetahui apa yang menjadi bagiannya dan menjalankan-nya dengan maksimal demi kemungkinan yang lebih besar dalam memperoleh hasil yang terbaik.

Tahu posisi dan mengunakan posisi itu sepertinya juga terdapat dalam teks bacaan kita mengenai “garam” dan “terang” ini — suatu bagian yang ada dalam diri umat percaya. Memberi rasa dan memberi terang adalah bagian yang tidak terlepaskan dalam diri umat percaya. Artinya dalam setiap kesempatan kehidupan yang ada ia hadir untuk menjadi berkat dan bukan sebaliknya. Namun kenyataannya banyak dari kita yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun menjadi orang percaya belum bisa menjadi terang dan garam atau bahkan mendekati hal itu pun masih sangat jauh sekali. Mengapa?

Paling tidak ada 2 hal yang dapat menjadi penyebab-nya. Pertama, tidak menyadari akan identitasnya atau panggilan khasnya. Sesuatu yang mungkin terjadi ketika seseorang tidak mau taat dengan apa yang Allah hendak nyatakan dan perkatakan dalam kehidupan-nya. Ego-nya masih terlalu berkuasa dan ingin mencoba semua hal. Kedua, tidak pernah puas dengan apa yang menjadi bagiannya sekarang ini. Melihat bagian orang lain lebih menarik dan menginginkannya. Garam dan terang itu bukan bicara tentang hal yang besar, tapi ia berbicara tetang kehadiran yang sungguh-sungguh dimaknai dan dijalani dengan maksimal. Jadi apapun panggilan yang diberikan kepada kita saat ini, mari dimaksimalkan dengan penuh kesungguhan dan kalau IA berkenan maka IA akan berikan hal yang lebih besar lagi dalam panggilan kehidupan kita. 

Pdt. Elfriend Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *