(Filipi 2 : 1-11)
Setelah itu apa? Jika hal tersebut dikenakan dengan kasih dari Allah dalam membebaskan dari dosa melalui karya salibNya maka pertanyaan tersebut menjadi akan memiliki nilai yang mendalam. Ada dampak yang harus ditampakkan/dimunculkan yang itu terjadi akibat dari kasih Allah yang telah dinyatakan tersebut. Dan hal tersebut bukan terjadi tanpa alasan. Ia terjadi karena Allah sendiri telah terlebih dahulu melakukannya.
Dalam teks bacaan saat ini, surat kepada jemaat di kota Filipi, yang diduga dituliskan oleh Rasul Paulus saat dalam penjara. Jemaat sedang ada dalam permasalahan, ditambah juga masalah antara 2 orang perempuan bernama Euodia dan Sintikhe (4:2) yang rupa-rupanya itu membawa kepada dampak yang kurang baik. Mereka menjadi menjauh satu sama lain dan juga tidak lagi ada kesehatian dalam berpikir, kasih dan tujuan (2:2). Ada nuansa yang kuat yang sedang berkembang, dalam hal menunjukkan kehebatan akan diri masing-masing, ego yang mau dipuaskan. Paulus mengingatkan untuk memiliki kerendahan hati dengan tidak menganggap bahwa diri lebih utama dari yang lain (2:3-4). Sebaliknya hiduplah dengan meneladani Allah dalam diri Yesus yang telah mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia lainnya (2:6-7).
Kita sudah menerima karya kehambaan dari Allah dalam Yesus. Itu harusnya memberikan dampak yang jelas dengan tidak terlalu egois lagi, yang hanya memikirkan diri dengan segala kepentingannya. Tetapi menempatkan hal yang lebih besar lagi yaitu kasihNya sebagai bagian yang harus dinyatakan dalam kehidupan ini. Mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh.
Pdt. Elfriend P. Sitompul