Ibrani 10: 19-39

Manusia hidup dalam kondisi serba ketidakpastian. Kita dapat melihatnya dari situasi pada saat pasca pandemi ini, dikatakan bahwa tahun 2023 adalah tahun yang berat bagi bangsa-bangsa karena terancam resesi.  Maka dari itu, kita memerlukan “keteguhan dalam Pengharapan akan Allah”  agar  kita tetap dapat berdiri dengan kokoh ditengah ketidakpastian ini dan tetap hidup benar.

            Bapak/ibu, sdr terkasih agar kita dapat “Memiliki Keteguhan Dalam Pengharapan kepada Allah”, maka Firman Tuhan pagi ini memberi anjuran kepada kita untuk datang  Menghadap Allah. istilah menghadap dalam terjemahan lama artinya menghampiri Allah, dalam Bahasa Indonesia sehari-hari yaitu mendekati Allah. Bagaimana kita bisa menghampiri Allah??…kita datang bukan dengan setengah hati atau dengan motif yang tidak benar atau kepura-puraan, tetapi dengan penyembahan yang murni, pribadi, dan tulus. Kita bisa menghampiri Allah dengan berani, bebas dari “hati nurani yang jahat” dan keyakinan penuh akan karya Yesus Kristus (ayt 21-22). Kita bisa datang kepada Allah tanpa keraguan, karena mengetahui bahwa Dia akan mendengar dan menjawab kita. Dibawah perjanjian yang baru, hati dan nurani kita disucikan sepenuhnya, bukan sebagian atau sementara (9: 14). Hati nurani kita yang bersih memungkinkan kita untuk masuk kehadirat Allah dengan keberanian. Selanjutnya, bila kita dengan cara demikian memasuki/menghadap Allah serta menggabungkan diri kepada persekutuan keluargaNya (gerejaNya), kita menemukan bahwa kita memiliki Yesus yang sama sebagi ‘Imam” kita yang dinaikan ke takhta  serta yang hidup untuk selama-lamanya, imam juga yang “besar” dalam kecakapan untuk membela perkara kita serta mencukupi segala keperluan kita (bnd 7: 25).

            Firman Tuhan mengajarkan agar kita semua harus datang kepada Kristus dengan hati yang “tulus iklas”, dengan maksud yang sungguh-sungguh, serta keyakinan yang teguh, kepercayaan yang mutlak, bahwa apa yang dilakukan Kristus itu dapat menjadikan kita memiliki penyucian yang sempurna, baik lahir maupun batin. Dengan demikian kita tidak perlu takut dengan pencobaan-pencobaan yang dialami dan hadapi sebab kita memiliki pengharapan yang pasti akan kesetiaan Tuhan yang berjanji.

Sebagai RESPON setelah kita dengan leluasa menghadap Allah, HARUSNYA tercermin dalam kehidupan sosial kita, sehingga orang lain dapat melihat bahwa kita memiliki Keteguhan dalam Pengharapan pada ALLAH dengan cara: Pertama: Saling memperhatikan, Pada tingkat ini, seseorang yang telah menghadap Allah akan terlebih dahulu menunjukkan hal-hal yang baik untuk dapat menolong orang lain sehingga hasilnya efektif; Kedua: Saling mendorong dalam kasih, saling mendorong dalam kasih lebih tepat dikatakan membangkitkan kasih, Ketiga: Saling mendorong dalam pekerjaan baik, kita dikenal dengan sifat kasihnya, yang tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan membalasnya dengan mengasihinya, yang mau menolong orang meskipun itu adalah musuhnya, dan lain-lain, Keempat: Saling menasehati untuk tidak meninggalkan ibadah. Dalam ibadah, kita tidak hanya menerima anugrah dan kasih Tuhan tetapi kita membagikannya kepada orang lain.  Ibadah akan menghasilkan pertumbuhan iman yang semakin mantap karena di dalamnya ada pengajaran tentang kebenaran dan kasih, bahkan lewat ibadah kita dapat menemukan karunia kita dan melatih karunia itu.

Sebagai kesimpulan dari Firman Allah pagi ini, mari bersama miliki keteguhan dalam pengharapanNya, dengan datang menghampiri Allah dengan hati yang tulus, jadilah pribadi yang terus mencerminkan pengharapan akan Allah dan jangan menjauhi ibadah dan atau persekutuan yang ada. Tuhan Yesus memberkati.                                

Pdt. Melkisedek Isliko

Gembala Jemaat GKMI CTC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *