(Mazmur 145 : 1-21)

“Laki-laki tidak bercerita”, beberapa waktu ini kalimat tersebut menjadi tren. Kalimat itu kabarnya hendak menunjukkan hegemonic masculinity, kehebatan kelaki-lakian, kekuatannya atau keperkasaannya dengan cara diam tak banyak bicara namun beraksi. Apakah memang demikiankah, apakah seperkasa itukah kaum laki-laki dalam menghadapi hidup ini. Tentunya tidak, selalu ada kelemahan, ada ketidakmampuan yang menyertai setiap kehidupannya bahkan demikian halnya juga untuk kaum perempuan. Karena manusia adalah ciptaan yang memiliki kekurangan. Hanya sang penciptalah yang sempurna.

Bulan ini, kita memasuki bulan misi. Salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan bergereja adalah melakukan pekerjaan misi. Gereja tidak boleh hanya menjadi Lembaga yang sibuk menata kelola kehidupan ritual dan organisasinya saja. Ia harus menjadi tempat menghadirkan gerakan-gerakan yang menciptakan manusia-manusia yang siap bercerita tentang Tuhan yang telah menyelamatkannya.

Daud dalam teks bacaan ini melalukannya. Mazmur 145 adalah bagian dari Mazmur Pujian (Tehilah) yang disusun menurut abjad Ibrani. Mazmur ini berisi syair-syair puja dan puji Daud atas keberadaan Alllah. Ia merasakan dan mengecap segala kebaikan dan keperkasaan Allah dalam hidupnya. Bukankah itu juga harusnya menjadi bagian yang ada dalam hidup kita sebagai penerima anugerah keselamatan? Itu akan mungkin dan bisa ketika, sama seperti Daud, dimana ia telah merasakan dan mengecap segala kebaikan Allah. “Orang percaya harus bercerita” itulah bagian yang harus dan seharusnya ada dalam diri kita yang telah menerima anugerah keselamatan itu. Jangan diam namun ceritakan keperkasaan Allah dalam dunia ini. 

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *