(Lukas 19 : 1–10)
Suatu kewajaran dalam hal memberi, si pemberi memiliki berbagai pertimbangan.
Contoh, seperti layaknya dalam hal memberikan pinjaman, akan muncul beberapa pertanyaan yang jawabannya akan menjadi pertimbangan, seperti:
Apa balasannya? (Ada take and give)
Kapan bisa di kembalikan?
Dipergunakan untuk apa?
Apa jaminannya?
Dengan berharap kembali.
Dalam hal lain, ada yang memberi, karena ingin terkenal, agar terhormat, agar mendapat pujian, memiliki kebanggaan dan senang disanjung.
Zakheus, sang kepala pemungut cukai dan kaya itu, bahkan mendapat stempel sebagai orang berdosa, saat itu. Melalui peristiwa “Perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus” yang juga merupakan jalan spiritual Zakheus, mewujud nyatakan sukacitanya dengan memberikan setengah hartanya kepada orang miskin, bahkan berkomitmen, sekiranya ada sesuatu yang dia peras dari seseorang, akan dia kembalikan empat kali lipat.
Melalui kisah Zakheus, sebagai pribadi yang telah memperoleh keselamatan dari Tuhan, baiklah kita boleh belajar bagaimana “Memberi karena Dia”
- Karena DIA lah sang sumber berkat itu, bukan karena kuat dan gagah kita, bisa memperoleh semuanya itu, tetapi karena Tuhan sdh terlebih dahulu membuka tingkap- tingkap langitNya dan menyediakan saluran-saluran berkatNya bagi kita.
- Tuhan pakai kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang yang dikasihi Tuhan. Sebagaimana terpenuhinya janji Tuhan yang lebih dulu memberkati hidup kita, sedemikian pulalah sebagian berkat itu merupakan titipan dariNya, untuk disalurkan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Tidak hitung-hitungan, tidak khawatir akan hari esok.
- Sebagai wujud nyata dari diri kita yang sudah memperoleh keselamatan dan perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus bagi kita.
Amiinn… Tuhan Yesus Memberkati.
Pnt. Bukit Mas Siahaan