Yoh 8 : 12-20, 9 : 1-7
Bertahan dalam Iman ditengah-tengah kuatnya arus kehidupan dunia tentu tidak mudah. Banyak yang awalnya terlihat begitu kokoh namun dipertengahan kehidupan mulai mengalami kemunduran dan bahkan akhirnya berujung pada pengingkaran akan DIA sebagai Tuhan yang menyelamatkan. Banyak faktor penyebab hal itu terjadi, salah satunya adalah “kelekatan pada dunia” dengan segala bentuknya, padahal Rasul Paulus telah mengingatkan bahwa kita hanya tinggal dalam kemah-kemah di dunia ini (2 Kor 5 : 1). Atau hal yang lebih mendasar lagi, yakni dikarenakan pengenalan akan DIA sebagai Tuhan (yang telah bangkit dan memberikan kehidupan yang baru) tidak secara mendalam. Dengan kata lain hanya sekedar tahu saja akan DIA sehingga tidak terjadi perubahan dari kehidupan lamanya.
Teks kita berbicara tentang Yesus yang sedang berhadapan langsung dengan orang Farisi. Dengan tidak ada rasa takut dan gentar, IA menjelaskan siapa DIA sesungguhnya, dalam bentuk apologetika, atau pembelaan dari Yesus akan pertanyaan mereka (kaum Farisi). Yesus menjelaskan dengan lugas bahwa IA adalah terang dunia, yang mengikutNya tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan mempunyai terang hidup (12). Ada terang yang berasal dari DIA yang akan memimpin kehidupan kita bila kita sungguh-sungguh mengikutNya. Segala hal yang datang dalam kehidupan ini akan terterangi oleh kuasaNya, sehingga memampukan kita untuk dapat memilah mana yang benar dan sesuai dengan kehendakNya.
Sikap berani menolak atas segala sesuatu yang tak berkenan kepadaNya menjadi hal yang utama dalam hidup. Esensi/hakekat dari menjadi orang percaya bukan mengeleminasi resiko atau hanya melakukan manajemen resiko, tetapi pengudusan resiko. Hal itu bukan terjadi karena ego kita semata-mata, namun sebagai perwujudan kita yang telah mengikut DIA Sang terang itu. Sekalipun tawaran-tawaran dunia ini begitu menyenangkan dan membuat nyaman, namun ketika itu tak berkenan dihadapanNya maka tidak ada jalan lain untuk berkata tidak. Tapi inilah wujud dari kebangkitan dan hidup yang telah IA nyatakan yang sudah seharusnya hadir dalam kehidupan seluruh umatNya.
Berat! Memang iya, namun itu merupakan bagian dari terang yang harusnya menyinari kehidupan kita.
Pdt. Elfriend P. Sitompul