(Rut 1)
Sepertinya kita semua sudah paham bahwa untuk menghidupi perjalanan berkeluarga itu tidaklah mudah. Didalamnya banyak kisah yang akan terjadi, suka dan duka akan silih berganti datang. Jika tidak punya modal yang kuat maka stres akan bisa hadir, lalu bisa berubah menjadi depresi dan ujungnya bubar jalan akan bisa terjadi. Begitulah kiranya dengan apa yang dialami oleh keluarga Elimelekh dan Naomi beserta kedua anaknya Mahlon dan Kilyon. Kelaparan yang terjadi di tanah Israel mengharuskan mereka untuk pergi ke tanah Moab.
Tanah Moab menjadi tanah impian yang menjadikan hidup keluarga akan menjadi lebih baik, itulah sepertinya impian dan harapan keluarga Elimelekh (1-2). Jauh panggang dari api, jauh harapan dari kenyataan, bahkan deraan masalah datang dengan begitu cepat dan sakitnya atas keluarga tersebut. Suami Naomi meninggal yaitu Elimelekh, dilanjut dengan kedua anaknya yang sudah berkeluarga. Makin sedihnya justru kedua anak tersebut tidak meninggalkan anak atau cucu bagi Elimelekh. Berat, bahkan dapat dibilang sangat berat itulah yang justru menimpa Naomi. Ia menjadi janda yang benar-benar janda dalam kemiskinan dan tanpa harapan, tanah Moab yang awalnya menjadi tanah harapan berubah menjadi tanah kematian, sama dengan nama yang diinginkan oleh Naomi yaitu Mara (20).
Kesetiaan itu bukan bicara pada situasi yang manis, keadaan baik dan hal-hal yang indah lainnya tetapi justru pembuktiannya pada situasi yang sulit bahkan pahit. Itulah yang dirasakan oleh Naomi melalui menantunya bernama Rut, perempuan Moab. Ia enggan untuk kembali seperti iparnya, Opra (14-15) yang kembali kekampung halamannya. Rut, justru menetapkan diri untuk tetap mengikut Naomi yang hidupnya tidak ada harapan lagi. Inilah gambaran akan janji nikah yang pernah kita ungkapkan di altarNya ketika pemberkatan nikah. Kasih dalam suka, kasih dalam duka selalu ada. Bagaimana dengan keluargamu, apakah kasih mula-mula itu tetap akan ada sekalipun kisah keluargamu bukan menjadi mudah untuk dijalani?. Mari belajar dari kisah Naomi dan menantunya bernama Rut.
Pdt. Elfriend P. Sitompul