(1 Kor 13 : 1-3)

Semua orang sepertinya berlomba-lomba ingin menjadi orang hebat atau berkuasa. Ia ingin menjadi lebih dari orang lain dalam segala hal. Keadaan tersebut akan membuat ia, lebih bisa mengatur dan menguasai orang lain. Untuk mencapai hal tersebut banyak cara yang dilakukan orang, bisa dengan cara yang benar bahkan adakalanya dengan cara yang salah.

Pada bacaan kali ini, jika diperhatikan bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang berada dalam status sosial yang lebih dari jemaat-jemaat yang lain. Mereka secara ekonomi baik dan juga sepertinya dalam karunia-karunia yang dimilikinya (1,dst). Tetapi sayangnya semua kelebihan tersebut tidak diikuti dengan adanya kualitas kehidupan sebagai pengikut Kristus. Paulus melihat semua keberadaan yang ada dalam jemaat di Korintus ternyata tidak menghadirkan Kasih. Semua tindakan dan perbuatan hebat yang dilakukan ternyata tidak dilandasi oleh kasih.

Kasih menjadi indentitas atau jati diri orang percaya atau pengikut Kristus. Kasih yang benar itu akan selalu mengarahkan untuk melakukan semua tindakan dan perbuatan dalam kemurnian. Kemurnian yang ada mengarahkan untuk tidak menjadi sombong, kerendahan hati selalu tetap ada sehingga semua kehebatan yang ada tidak menjadikan diri seolah-olah lebih dari orang lain dan bahkan menganggap orang lain lebih rendah darinya.

Jati diri kita sebagai orang percaya ada dalam kasih. Semua yang ada harus selalu diletakkan dalam kasih. Perbuatan menjadi keharusan yang dilakukan namun harus selalu terjaga dalam kasih yang tulus dan murni. Mari…

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *