(Lukas 1 : 38)
“Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”, itulah kalimat sekaligus sikap Maria atas berita atau kenyataan hidup yang akan diterima serta dijalaninya. Memiliki sikap patuh, nurut dan tak lagi banyak bertanya namun siap untuk menjalani semua arahan, tentunya bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Kebiasaan manusia justru bertolak belakang dengan hal diatas, selalu maunya keinginan dirilah yang dijalankan, tak mau mengikuti arahan dari orang lain, apalagi hal itu tak menyenangkan. Kenapa Maria bisa memiliki sikap seperti itu?
Kalau kita cermati dengan lengkap seluruh perikop. Maka Maria tidak serta merta langsung ada dalam sikap menurut. Tetapi dia melakukan dialog yang mendalam dengan Malaikat. Ia mencermati semua kata-kata yang tersampaikan padanya. Dan akhirnya Malaikat juga memberikan fakta yang nyata akan kuasa Allah yang diluar nalar dapat terjadi, itu terwujud dalam diri Elisabet sanak dari Maria yang bisa hamil pada masa tuanya. Malaikat menutup dengan kalimat: Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Maria berjumpa bukan hanya dengan Malaikat, namun ia berjumpa dengan Allah itu sendiri melalui pesan dan kenyataan yang dibawa oleh Malaikat.
Harusnya saat ini, kita sebagai orang-orang percaya tidak perlu lagi mengeraskan hati dengan bertanya akan kuasa dan perintahNya, jikalau kita telah menerima Alkitab sebagai firman Allah. Yang didalamnya telah tergambarkan dengan jelas akan siapa dan apa yang menjadi karya dan kehendak-kehendakNya. Bisakah kah kita berkata seperti Maria: Jadilah padaku menurut perkataanmu itu?, seharusnya bisa. Selamat merayakan Advent ke 4, Tuhan semakin dekat.
Pdt. Elfriend P. Sitompul