(Ibrani 13:8)

“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”

            Kitab Ibrani dalam perannya mengungkap Pribadi Yesus Kristus memiliki penekanan berbeda dibanding dengan tulisan-tulisan lain dalam Perjanjian Baru.  Kalau kebanyakan Surat Paulus dan surat-surat lainnya berbicara tentang karya dan pengorbanan Tuhan Yesus sebagai korban penghapusan dosa, maka Kitab Ibrani menarasikan Sang Anak Domba Allah itu menjadi Imam Besar yang menyampaikan pelayanan pendamaian di hadapan Tuhan Allah. (4:14-15). Namun demikian, semua gagasan dalam Alkitab oleh berbagai sekelompok kitab, berbagai penulis, dan bentuk penulisan yang berbeda-beda pada dasarnya secara komperehensif membicarakan tentang Misi Tuhan Allah yang utuh yang berpusat pada kehidupan dan pengorbanan Tuhan Yesus. (Lukas 24:22; I {terus 1:10-11). Itulah poros berita Injil.

            Pekerjaan Injil memang sudah selesai (Ibrani 7:26-27; 9:28). Yang dimaksud adalah selesainya pengadaan sarana korban penebusan bagi keselamatan manusia. Namun, pemberitaan dan tanggapan atas Injil masih terus perlu diperjuangkan oleh orang-orang percaya. (Matius 28:19-20). Inilah panggilan misi dan hakikat mengapa gereja harus berdiri.

            Setiap zaman atau era dimana Misio-Dei yaitu misi Injil diproklamasikan, pasti akan bergulat dengan banyak tantangan yang perlu diatasi, efektivitas pendekatan yang perlu dibangun, dan kesesatan yang perlu dipulihkan. Disinilah letak tanggung jawab besar bagi orang-orang percaya untuk terus peka, memahami, dan berinteraksi dengan konteks, demi menemukan sentuhan-sentuhan yang “up to date”. Inilah juga yang dilakukan Paulus dalam pemberitaan Injil memasuki berbagai konteks pelayanan, yang disaksikan dalam 1 Korintus 9:19-23. Kita yang ada di era digital, revolusi industri 4.0, dan memasuki masyarakat 5.0, sedang ditantang untuk mengimplementasikan pergumulan bermisi secara demikian.

            Hal apa saja yang patut dipertimbangkan dalam usaha pemberitaan Injil agar selalu “Up to Date”? Tentunya, “up to date” yang dimaksud adalah selalu sesuai konteks masa kini. Sebagaimana Tuhan Allah memakai para penulis kitab-kitab dalam Alkitab dengan era, gaya, dan bagian andil yang berbeda-beda, maka orang-orang percaya juga perlu mempertimbangkan kearifan tersebut. Dalam usaha bermisi kita perlu: Pertama, Tetap memegang teguh isi berita misi, yakni tentang Yesus Kristus. Ini merupakan implikasi dari Ibrani 13:8 tersebut. Sebagaimana pergumulan manusia yang ada dalam ancaman maut (hukuman kekal) oleh karena dosa-dosanya masih nyata sekarang (Roma 6:23), maka berita karya Tuhan Yesus untuk pengampunan dosa akan terus relevan hingga akhir zaman. Berita ini akan selalu “up to date”. Kedua, Yesus yang tetap sama dari kemarin, hari ini, dan hingga selamanya itu adalah Yesus yang selalu hadir menyentuh dan menjawab persoalan masyarakat atau umat. Hal ini mengajarkan kita, bahwa sebagai pemberita Injil Yesus Kristus, maka kita perlu peka terhadap tantangan dan kebutuhan orang-orang di sekitar dan di zaman kita. Dari berbagai ahli yang berminat dan cermat menangkap persoalan zaman ini kita bisa mendapatkan rangkuman persoalan “up to date”. Era kini dipandang sebagai era dimana manusia menghadapi krisis atau kehilangan hubungan-hubungan kedalaman, lembek mentalitasnya (generasi strawberry), kelelahan akibat hyperrasionalistik, menipisnya spiritualitas, kebosanan dengan formalitas dan sajian bertele-tele, dan bahaya luapan disinformasi. Rangkuman gambaran tersebut dengan mudah dikulik dari tulisan-tulisan Rhenald Kasali, Halifa Haggi, Hasna Wijayati, Yonada Nacy, Astrid Savitri dan sebagainya. Itulah situasi “up to date” yang memerlukan jawaban tepat dari usaha pemberitaan Injil dalam Tuhan Yesus. Kiranya, Jemaat GKMI disini menggumuli secara serius dan beraksi secara cepat dan tepat, jika ingin berita Injil Yesus Kristus senantiasa dirindukan! Amin

Pdt. Mikha (STT Tiranus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *