Renungan Minggu, 19 Desember 2021
Dalam Nama Yesus
Filipi 2 : 5 – 11
“Harga diri” — dua kata yang sering dipertahankan oleh banyak orang dalam kehidupan ini. Ketika harga diri terusik dan keberadaan-nya tidak lagi dianggap oleh orang lain, maka marah, diam, acuh dan lainnya akan termunculkan dalam sikap dan respon terhadap apa yang ada. Memang sedari kecil setiap kita sudah dibentuk dan diajarkan untuk menjaga harga diri dan mengembangkan eksistensi yang ada dalam kehidupan ini. Bahkan sering pula semua itu dilakukan untuk menunjukkan siapa dan apa kita, termasuk hal-hal yang kita lakukan. Semua itu bertujuan untuk membuat kita menjadi lebih tinggi dari orang lain.
Yesus, tentu juga punya harga diri atau eksistensi yang tinggi dan mulia, yang sesungguhnya bisa didapat tanpa berbuat apapun, karena Ia adalah Allah. Namun Ia menjadi sedemikian rupa bukan dengan cara dunia, yang menyombongkan dengan segala apa yang ada dalam diri-Nya. Sebaliknya harga diri atau eksistensi-Nya menjadi nyata ketika Ia mengambil rupa, yang tentunya hal ini dengan sadar dilakukan, menjadi seorang hamba (6-7). Dan sikap itu diambilnya bukan hanya pada saat-saat tertentu saja, namun dihidupi-Nya sampai mati (9). Pilihan yang diambil oleh Yesus ini ternyata menjadi titik masuk untuk Ia mendapatkan penghargaan dari sang Bapa, sehingga Ia memiliki nama yang mulia dari segala nama yang ada.
Sebentar lagi Natal akan diulang perayaan-nya. Kisah kelahiran-Nya adalah juga panggilan untuk menghamba. Ia yang adalah Allah itu sendiri, merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia dengan tujuan tunggal yaitu menebus segala dosa umat yang dikasihi-Nya. Ada pengorbanan yang dilakukan dalam kesadaran dan cinta kepada umat-Nya. Semua tanpa pamrih, tanpa ingin dilihat, tanpa ingin dianggap, Ia hanya melakukan apa yang menjadi bagian dari kehidupan yang sudah ditetapkan bagiNya. Dalam sikap yang sedemikian maka eksistensi atau harga diri-Nya, dinaikkan oleh sang Bapa. Bagaimana dengan kita, apakah kita ingin dikenang, dianggap, diakui oleh manusia-manusia lain dan juga sang Bapa? Ambillah jalan yang sudah dilakukan oleh Yesus. Mari bersama-sama berjalan dalam sikap-sikap hidup-Nya.
Pdt. Elfriend P. Sitompul