Renungan Minggu, 31 Juli 2022
Yosua 2 : 9 – 13
“Family, where life begins and love never ends”
Adalah quote yang menggambarkan keistimewaan hubungan yang terjadi di dalam kehidupan kita sebagai seorang manusia. Family juga merupakan topik yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Sebenarnya, setiap kita dirancang Tuhan untuk dilahirkan, dibesarkan, bahkan mengakhiri hidup kita dikitari oleh orang-orang yang kita panggil sebagai family. Sebagai satu-satunya lembaga yang dirancang Tuhan sejak Penciptaan, dilindungi dan diperhatikan oleh Tuhan, Family menjadi sebuah lembaga yang sangat penting di mata Allah dan berada dalam hati serta pikiran Allah.
Sejak semula, Allah memiliki rencana di atas, di dalam dan melalui family, dan Allah menginginkan setiap kita memiliki hati-Nya dan menangkap kehendak-Nya bagi keluarga kita masing-masing. Salah satu hal mendasar yang Allah inginkan adalah kita mencintai keluarga kita. Salah satu pribadi yang menunjukkan teladan ini adalah Rahab, seorang perempuan sundal keturunan Kanaan. Terlepas dari profesi dan kebohongan yang menjadi sisi gelap-nya, cara Rahab mencintai keluarganya patut diteladani.
Berikut beberapa hal yang penting yang bisa kita pelajari dari Rahab. Di tengah berbagai krisis besar kehidupan yang menciutkan jiwa, “iman” Rahab bersinar cemerlang, Notitia (memahami kebenaran) à Assensus (meyakini apa yang dipahami) à Fiducia (memercayakan diri pada yang dipercayai) — 2 Timotius 1:12 dan ini tampak dari komitmen yang ditunjukkannya:
- Berkomitmen melakukan yang benar ( Yosua 2:4, 5-7). Meski terancam dan tak pasti, ia berani mengambil tindakan iman yang berisiko.
- Berkomitmen bersikap yang benar (Yosua 2: 9-11; 12-13). Meski di tengah krisis yang “melumpuhkan”, ia mempercayai Tuhan yang mau membinasakan bangsa-nya.
- Berkomitmen tetap mencintai “meskipun” ( Yosua 2:12-13). Meski sulit dan menuntut pengorbanan Ia memilih tetap mencintai keluarganya lewat tindakan nyata mengorbankan diri dan menempuh bahaya kehilangan nyawa.
Ibu Hellen Pratama, M.Th.