Renungan, Minggu 12 Desember 2021

Damai yang Kekal

Yohanes 14 : 27

Damai …

Banyak orang berpandangan bahwa mereka akan merasa damai jika berada di suatu tempat yang indah, tenang dan jauh dari kebisingan. Ada juga yang merasa damai jika punya cukup banyak uang dan kehidupan semua berjalan dengan baik, sehat, aman dan serba kecukupan. Juga tidak sedikit yang berpikir bahwa mereka akan mengalami damai jika punya backing orang kuat sehingga bisa berbuat sesuka hati. Atau ada juga yang merasa kedamaian itu datang saat menikmati hobi seperti nonton dan melakukan kegiatan hiburan yang lain.

Nah, apakah damai yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:27 ketika Ia berkata “damai sejahtera Kutinggalkan bagi-mu, damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”? Apakah ia sama seperti anggapan banyak orang di atas? Ternyata sungguh jauh berbeda. Apa yang Tuhan Yesus sampaikan menjelang kepulangan-Nya ke rumah Bapa melalui perkataan “damai sejahtera Kutinggalkan bagimu” adalah sebuah peneguhan bagi para murid yang masih tinggal di dunia dimana segala kemungkinan buruk bisa terjadi. Tuhan Yesus tahu bahwa perjalanan para murid selepas Ia naik ke surga menjadi perjalanan bahkan petualangan yang penuh tantangan, bukan saja tantangan dari saudara sebangsa tapi juga dari penguasa saat itu.

Ternyata damai sejahtera yang sesungguhnya adalah ketika seseorang menyambut hadirnya Tuhan Yesus yang adalah Sang Raja Damai itu sendiri (Yesaya 9 : 5). Hal ini sangat penting bagi kehidupan iman percaya kita sebagai orang Kristen karena dengan menerima dan mempercayai Dia sepenuhnya kita yakin bahwa semua yang terjadi atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29 : 11) meski mungkin Tuhan ijinkan hal-hal buruk, sakit penyakit terjadi, serta segala pergumulan kita alami, namun itu semua akan mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8 : 28) yang pada ujungnya akan membawa kita pada keselamatan kekal.

Pada masa Advent ini kembali kita diiingatkan bahwa meskipun ada banyak kesulitan yang masih kita hadapi, problema hidup juga belum kunjung usai, sakit penyakit pun belum undur, kekuatiran dan ketakutan akan masa depan masih menghantui, namun hendaknya kita membuka hati, menerima kehadiran Sang Raja Damai, mempercayai-Nya dan tetap tekun dalam tugas tanggungjawab yang dipercayakan — niscaya damai sejahtera dan sukacita yang sesungguhnya akan menyertai kita, bahkan menjadikan kita pribadi yang membawa damai di tengah keluarga dan komunitas dimana pun kita berada. Ya, itu adalah bukti bahwa kita telah menerima kehadiran Sang Raja Damai dalam hidup kita. Amin.

Bpk. Agus Rijanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *