(Rut 3)

Cinta kasih merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling dasar. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semua manusia  membutuhkan cinta kasih untuk bisa bertumbuh kembang secara utuh dan penuh. Sebaliknya  keutuhan hidup manusia akan terganggu jikalau gagal mendapatkan cinta kasih dalam kehidupannya.  Cinta kasih secara dasariah mewujud dalam: pengakuan, penerimaan, dan penghargaan atas  keberadaan seseorang. Dapat dikatakan bahwa ketiga perwujudan cinta kasih itu merupakan syarat  dasar bagi kehidupan yang sehat, baik secara fisik, mental dan spiritualnya.  Kisah Rut merupakan kisah yang sangat kental dengan proses kehidupan. Di dalamnya ada  air mata dukacita yang sangat mendalam. Namun juga ada sukacita, dan cinta yang mendalam. Demikianlah gambaran tentang realitas kehidupan. Tokoh utama kitab ini terdiri dari 3 orang, yaitu  Naomi, Rut dan Boas. Namun tokoh sentralnya tetaplah Allah sendiri. Artinya Tuhanlah yang  berprakarsa atas ketiga tokoh tersebut. 

Sebagaimana orangtua yang mengasihi anaknya Naomi sangat peduli dan memikirkan masa  depan terbaik bagi Rut. Naomi dalam hal ini berinisiatif mencarikan “tempat perlindungan” bagi Rut.  Tempat perlindungan yang dimaksudkan adalah pribadi laki-laki yang akan menjadi pelindung (suami)  bagi Rut. Tujuannya tentu agar kehidupan Rut semakin aman, nyaman dan bahagia. Di samping itu  agar Rut mempunyai masa depan yang cerah, yaitu dengan melahirkan anak. Jika suami menjadi  simbol pelindung, maka anak menjadi simbol pengharapan dan masa depan. Kedua hal itulah  (suami/pelindung dan anak) yang membawa status seorang perempuan mengalami kenaikan level  menjadi tinggi dan masuk kategori sebagai perempuan yang diberkati Tuhan dan hidup berbahagia.

Sekalipun belum menjadi akhir dari kisah, namun ayat 16-18 menggambarkan suasana  kebahagiaan dalam keluarga Naomi. Terutama setelah mendengar dan melihat keberhasilan Rut  dalam menjalankan seluruh rencana Naomi. Naomi dalam hal ini nampak sangat paham siapa Boas;  kredibilitas dan karakternya. Itulah sebabnya Naomi menyatakan, “Duduk sajalah menanti, anakku,  sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti,  sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga” (18). Hal ini menggambarkan kegembiraan  dan keyakinan Naomi dalam menanti mekarnya bunga cinta kasih Rut dan Boas. Bunga pasti akan  mekar dan menghasilkan buah yang sedap didengar pada waktuNya. Percayalah bahwa Tuhan tidak  tidur.

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *