(Lukas 4 : 18-19)
Sudah semestinya apapun yang ada seharusnya dimaksimalkan dalam kegunaannya, termasuk juga dengan iman dalam Yesus yang telah memberikan keselamatan. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17). Iman dalam Yesus menjadikan hidup ada dalam kemerdekaan dari perbudakan dosa, hal itu tidak hanya berhenti dalam rasa syukur saja. Ada gerakan untuk beraksi dari akibat peneriman keselamatan tersebut.
Dalam teks bacaan hari ini, Yesus sedang menunjukkan manifesto akan dirinya. IA hendak menunjukan akan penyempurnaan dari nubuatan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya. Dalam dirinya ada Roh Tuhan yang sudah mengurapi diriNya (18). Ayat ini hendak menunjukkan akan identitas sekaligus kuasa yang ada pada diriNya. Selanjutnya kuasa yang ada itu tidak menjadikan diriNya berdiam. Namun IA memaksimalkan semua itu dalam karya-karya nyata. Menyampaikan kabar baik, memberitakan pembebasan bagi tawanan dan menyembuhkan orang buta serta yang tertindas, serta menyampaikan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang (18-19). Ada aksi dan itu dilakukan bukan untuk diriNya tapi untuk orang lain yang memang benar-benar membutuhkan.
Bagaimana dengan kita? Seharusnya juga melakukan hal yang sama seperti yang telah diteladaniNya. IA sudah memerdekakan dan sudah semestinya hidup kita juga memerdekakan orang-orang yang ada seperti di ayat 18-19. Kemerdekaan yang IA berikan tidak menjadikan diri pasif, diam namun bergerak dan bertindak, karena ternyata dunia ini sangat membutuhkan kehadiran orang-orang yang telah diselamatkan. Banyak orang yang sudah kehilangan pengharapan, dan kita dipanggil untuk menyampaikan bahwa tahun rahmat Tuhan sudah ada.
Pdt. Elfriend P. Sitompul