(II Kor 3:17)
Dapatkah dibayangkan, andai kita punya segala-galanya namun tidak mempunyai kemerdekaan. Apakah segala yang kita punya itu masih dapat terasa berarti?
Sepertinya akan tidak ada artinya segala yang kita punyai itu tanpa adanya kemerdekaan.
Dengan demikian maka kemerdekaan dalam berbagai macam aspeknya menjadi hal yang pokok untuk ada dalam kehidupan ini. Namun sebelum lebih jauh lagi, kenapakah kemerdekaan itu kebanyakan tidak ada dalam kehidupan manusia melainkan sebaliknya hidup yang terjajah dengan berbagai macam hal menjadi bagian yang selalu ada. Kemungkinan besar hal itu terjadi karena diri atau kehidupan ini sering diikatkan dengan segala yang ada didunia. Awalnya adalah makhluk merdeka namun seiring berjalannya waktu makin mengikatkan diri dengan segala yang ada didunia ini.
Selubung menjadi bagian yang menutup mata, dan parahnya selubung itu tak ingin untuk dilepaskan (14). Paulus menghendaki selubung yang menjadikan mereka menjadi orang-orang yang terikat dengan berbagai macam aturan-aturan yang tak lagi memerdekakan untuk segera dilepaskan. Dibutuhkan pertobatan yang total (16). Bukan tanpa sebab dan tanpa cara untuk hal itu. Kristus yang telah hadir maka IA adalah sosok yang membebaskan (17). Ini adalah pilihan jika memilih hal itu maka kemerdekaan akan ada dan bisa dipastikan kebebasan yang menghadirkan kebahagiaan, akan bukan hanya singgah namun permanen.
Kita sudah merdeka baik secara bangsa maupun secara kehidupan beriman. Itu karena DIA dalam karya salib. Harusnya hidup yang merdeka tercermin dalam keseharian dan juga menjadi dampak bagi yang lain yang belum terbebaskan. Mari.
Pdt. Elfriend Sitompul