(Amsal 15:1-2; Efesus 4:31-32)
Saudara dalam kasih Kristus, setiap keluarga pasti mendambakan kehidupan yang harmonis, bahagia-damai sejahtera. Namun untuk menjadi keluarga yang demikian, bukanlah suatu yang terjadi dengan sendirinya. Ada proses yang terus-menerus harus dilakukan, dibangun, dijaga dan diupayakan dengan baik. Selain hanya melalui kasih dari Tuhan sendiri, salah satu faktor berikutnya adalah dengan melalui komunikasi, yaitu proses menyampaikan dan menerima pesan antara dua pihak atau lebih dengan tujuan saling memahami. Komunikasi tampaknya merupakan hal yang mudah dan sederhana, tetapi sesungguhnya tidak semua orang mahir berkomunikasi secara efektif dan harmonis dengan semua pihak.
Data menunjukkan bahwa 70%-80% masalah dalam rumah tangga berawal dari komunikasi yang tidak baik. Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi dapat menjadi penyebab konflik, tetapi sekaligus menjadi faktor terciptanya damai dalam keluarga.(bdk Amsal 15:1-2). Komunikasi yang baik dan sehat (jujur, penuh kasih, menguatkan relasi, mendengar dan tidak menyerang) akan menciptakan rasa aman bagi semua orang.
Selanjutnya, bukan hanya “cara” seseorang berkomunikasi, tetapi komunikasi yang baik dan benar itu harus berasal dari hati yang bersih. (bdk.Efesus 4:31-32). Damai sejahtera tidak akan tercipta jika hatimu masih dipenuhi dengan kepahitan, amarah, dendam yang belum dibereskan.
Oleh karena itu, ditengah zaman yang serba sibuk, cepat dan emosi yang mudah meledak, mari kita belajar untuk tetap menerapkan prinsi-prinsip Firman Tuhan. Pertama, milikilah waktu untuk “berkomunikasi” dengan Tuhan terlebih dahulu, agar Dia senantiasa menjaga, melembutkan hati, mulut dan tindakan kita. Bijaklah dalam memilih waktu dan cara berbicara, bersihkan hati dari kepahitan dan tunjukkan perhatian penuh saat anggota keluarga berbicara. Mari membangun komunikasi yang lahir dari kasih Tuhan-demi damai sejahtera dalam keluarga dan komunitas iman. Amin
Pdt. Fery Puji Kristanto
GKMI Petra Depok