(Yesaya 40 : 1-11)
Yesus, pernah bertanya kepada murid-muridNya tentang siapakah DIA menurut orang lain dan menurut mereka sendiri (Lukas 9:20). Pertanyaan yang diajukan olehNya bukanlah pertanyaan asal bunyi. Ini adalah pertanyaan paling basic atau mendasar yang muncul dari kebersamaan antara Yesus dengan murid-muridNya yang telah ada selama ini. Yesus ingin menemukan pengenalan yang ada, tentang siapakah DIA dimata para murid. Petrus ternyata dapat menjawab dengan tepat akan pertanyaan tersebut. Hal itu dimungkinkan jika ada kebersamaan yang mendalam, sehingga akan menolong kita untuk dapat menjelaskan dengan tepat dari pribadi yang ada bersama-sama dengan kita.
Teks Yesaya yang menjadi bacaan hari ini, juga memberikan gambaran akan siapa itu Allah. Allah yang tegas dengan menghukum umat ke pembuangan atas segala dosa yang telah mereka lakukan, namun juga IA, Allah yang penuh dengan kasih pengampunan bagi umatNya. Terbukti IA tidak mendendam selamanya, pembebasan dijanjikan akan terjadi bagi umat. Melalui Nabi Yesaya disampaikan kabar bahwa mereka akan dikembalikan ke tanah perjanjian dan akan segera terjadi. Persiapan-persiapan juga perlu diadakan oleh umatNya.
Sudah sampai sejauh mana kita mengenal Allah? Apakah hanya kata orang saja melalui kesaksian-kesaksian orang tentang DIA kita mengenalnya?, atau adakah pengalaman-pengalaman pribadi yang pernah terjadi/dialami dalam kebersamaan denganNya? Allah itu pribadi, IA ingin dikenal dan dirasakan oleh umatNya. Itu dapat terjadi ketika adanya keintiman yang kita ciptakan dengan DIA. Dari sanalah pengenalan akan DIA menjadi terang, IA akan selalu tersambut dengan baik dan benar dalam diri ini. Natal sudah semakin dekat kembali, mari sambut DIA dengan benar dan tepat.
Pdt. Elfriend P. Sitompul