(Kolose 3 : 1-4)

Kolose 3:1-4 tidak dapat dipisahkan dari perikop sebelumnya yang tentang status orang Kristen (beriman). Status itu diantaranya, bahwa:

(1) oleh Kristus, kita telah dilepaskan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke dalam terang (1:13-14);

(2) telah diperdamaikan dan dikuduskan oleh kematian Kristus (1: 20-22);

(3) sunat Kristus, yakni penanggalan tubuh yang berdosa (2:10 dst);

(4) oleh Kristus, dosa kita telah dipakukan pada kayu salib (2:13-14).

Jika keempat status tersebut menghidupi hidup kita, maka kita adalah sebagai pemenang (Band.2:18). Namun Rasul Paulus menegaskan bahwa tidak semua orang Kristen sebagai pemenang, tetapi sebagai orang yang kalah, dengan ciri-ciri jika:

(1) hidupnya ditawan [diperhamba] oleh pengajaran-pengajaran filsafat [falsafah, ajaran sesat-salah] yang kosong dan palsu (2:8),

(2) dipengaruhi oleh kesalehan yang palsu (2:18-19), dan

(3) hidupnya semata-mata untuk memuaskan hidup keduniawian (Band. 2:20-23). Orang-orang yang demikian, tidak lagi beriman kepada Kristus tetapi lebih percaya kepada falsafah-falsafah dunia.

Selanjutnya agar kita tetap menjadi pemenang adalah mewujudkan pikiran-pikiran Allah (hal-hal di atas) dalam menggereja sebagaimana diperingatkan oleh Rasul Paulus, agar kita:

  1. Mencari hal-hal yang diatas, dimana Kristus berada (3:1). Kita diingatkan mengenai status kita, siapa kita, harus seperti apakah kita di sebagai orang Kristen; mengarahkan pandangan kepada harta kekayaan dan sukacita surgawi (bukan duniawi) serta memikirkan pekerjaan Allah di bumi.
  • Memikirkan hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi (3:2), atau menetapkan pikiran kita dalam perkara-perkara di atas, perkara surgawi. Dalam hal ini, kita perlu memiliki pilihan yang utama mengenai gaya hidup, yakni gaya hidup Kristen; kehidupan yang menuju kesalehan dan pengudusan. Kita juga tidak cukup hanya mengetahui perkara-perkara surgawi (hal-hal yang di atas) tetapi harus mengerjakan apa yang kita ketahui itu dalam tindakan nyata dalam bergereja.

Atas semuanya itu (point1,2), pikiran Allah yang harus dikerjakan oleh umat Allah dalam dunia ini adalah mengasihi Allah dan sesama melalui Marturia (pemberitaan kabar baik), Koinonia (persekutuan) dan Diakonia (pelayanan). Kiranya Tuhan memampukan kita untuk mewujudkan pikiran-pikiran Allah dalam dunia ini. (Sg).

Pdt. Sugi – GKMI Filadelfia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *