Renungan Paskah Minggu, 17 April 2022

Sebab Dia Hidup

Yohanes 21 : 1 – 14

Pastilah senang ketika kita mendapatkan sebuah hadiah, apalagi sebuah hadiah yang telah lama dinanti-nantikan. Hadiah itu bisa berupa barang atau benda, entah itu cincin, rumah dan sebagainya. Dan tentunya pula kita akan bersedih ketika hadiah itu rusak bahkan hilang dari kehidupan kita. Itulah hadiah yang berupa benda, ia memang dapat membuat bahagia atau senang namun ia juga ternyata tidaklah abadi — ia bisa rusak dan hilang oleh waktu.

Pada nats hari ini pun kita nampak bahwa murid-murid sedang dalam keadaan sangat bersedih sepeninggal Tuhan Yesus. Mereka tampak kehilangan arah. Selama ini selalu bersama-sama. Ada canda tawa, ada hal-hal ajaib yang mereka temukan. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Mereka tak mendapat apa-apa, sampai siang belum ada ikan yang mereka tangkap — kesedihan semakin menjadi-jadi dalam diri mereka. Lalu Yesus, yang tak mereka sadari keberadaan-Nya itu, berdiri di tepi pantai dan bertanya apakah mereka mempunyai lauk pauk (ikan) untuk dimakan (ayat 4-5). Mungkin dengan sebal, mereka berkata TIDAK ADA. Yesus memberi perintah untuk menyebar jala ke kanan. Dan singkat cerita mereka memperoleh ikan yang banyak (6). Terceliklah mata mereka, itu Yesus, Tuhan, sebutan baru yang dimunculkan oleh Petrus terhadap Yesus.

Hari ini harusnya kita senang, bahagia dan kesenangan serta kebahagiaan ini adalah keadaan yang harusnya abadi dalam kehidupan kita. IA sudah bangkit, kebangkitan-Nya itu mengalahkan maut. Kehidupan baru sudah diberikan. Kehidupan yang pasti saat ini dan nanti setelahnya sudah digenggaman oleh tangan kita. IA bukan dalam bentuk barang, namun kesenangan itu diberikan atau ditanamkan dalam diri kita. IA, Sang Kesenangan itu sudah ditanamkan di dalam diri kita. Yang diperlukan adalah kesadaran akan hal itu serta sikap untuk selalu berada dalam kesadaran tersebut di setiap kisah kehidupan ini. Sudah kah kita tercelik dengan hadiah yang telah Allah berikan pada kita? IA sudah bangkit, hidup baru dan kekal diberikan. Pegang itu dan rayakan selalu dalam keseharian-mu! Selamat Paskah.

Pdt. Elfriend P. Sitompul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *