Bahan Komsel

Kecil tapi Berharga (Lukas 12 : 32)

Bahan Diskusi (15 menit):

  1. Siapakah Anda di tengah 270-an juta penduduk Indonesia?
  2. Bagaimana cara orang lain memandang Anda saat ini?
  3. Apakah Anda memiliki pengaruh yang besar atau kecil bagi negara ini?
  4. Maukah Anda berdampak dan berkontribusi bagi bangsa Indonesia ini? Bagaimana cara yang paling realisitisnya?

Renungan Firman (15 menit):

Greysia Polii, atlet bulutangkis berdarah Minahasa mengucap syukur pada TUHAN ketika memenangi juara Olimpiade Ganda Putri, “rasanya campur aduk. Mungkin orang tak percaya kami, tapi kami percaya kami. Tuhan percaya kami. Korea dan China lawan yang kuat. Kami hanya mau memberikan yang terbaik untuk Indonesia”. Sebuah perjuangan yang tidak mudah apalagi harapan besar publik lebih disematkan pada ganda putra dan ganda campuran. Dalam sebuah wawancara, Greysia bercerita tentang perjalanan karirnya. Masuk pelatnas 2003 sebagai calon atlet harapan bangsa, mengalami terpaan cedera di 2007, 2009 dan 2011, dan puncaknya mengalami diskualifikasi di Olimpiade 2012. Itu sempat membuat hancur mimpi-mimpinya hingga satu titik dimana secara manusia, ia lelah, merasa tidak muda lagi dan ingin menyerah. Tapi Tuhan intervensi, ada suara yang sangat besar didengarnya “kamu harus lanjutkan karena kamu belum selesai”. Ia mendengar sedikit suara di tengah mayoritas yang bilang “kamu sudah selesai”.

Fighting spirit yang dari Tuhan tsb pula lah yang membuatnya mampu melalui masa-masa sulit seperti yang terjadi pada tahun 2016 ketika pasangannya memutuskan pensiun karena cedera, sempat ingin memutuskan untuk ikut pensiun tapi dicegah oleh pelatihnya bahkan mendapat pasangan baru (Apriyani), menjalani operasi bahu dan akhir 2020 kehilangan kakak sekaligus motivator terbaiknya. Banyak masa-masa sulit harus dilewatinya sebelum dapat memenangi juara Olimpiade tsb. Berstatus sebagai atlet tertua (33 tahun) ia membuktikan Tuhan menggenapi janjiNya, apalagi lawannya adalah raksasa ganda putri China yang dalam 5 pertandingan bergengsi sebelumnya selalu menyabet gelar juara. #Daud vs Goliat.

Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):

  1. Apa peran yang dapat dilakukan oleh orang percaya dan Gereja yang seringkali dianggap sebagai “minoritas” bagi bumi Indonesia ini?
  2. Jika Greysia Polii dapat menuliskan perjalanan hidupnya bersama TUHAN meraih mimpi besarnya, percayakah bahwa Anda pun bisa melakukannya?
  3. Adakah kata terlambat bagi TUHAN? Apa syaratnya agar itu tidak terkesan ‘halu’?
  4. Apa mimpi besar Anda? Siapkah Anda mewujudkannya bersama dengan Allah?

Kesimpulan (20 menit):

Alkitab tidak pernah kekurangan kesaksian tentang orang-orang yang dipakai Allah untuk tampil mengubah sejarah dan tatanan dunia. Saat iblis dan kroni-kroninya berusaha mengontrol dan menjadikan manusia sebagai tawanan dosa, merenggut kebebasan dan kemerdekaannya, Allah selalu berhasil membangkitkan orang-orang ‘biasa’-Nya untuk meng-gagal-kan bahkan mengalahkan agenda iblis. Rasul Paulus berkata, “ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil; menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah utuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (1 Korintus 1:26–29).”

Apapun profesi Anda, Tuhan belum selesai dengan Anda. Maria, seorang gadis muda ternyata dipakai Allah untuk menghadirkan Mesias. Begitu juga Susanna Wesley, seorang ibu Rumah Tangga sederhana yang dengan setia dan tekun merawat 10 anak-nya dengan disiplin yang tinggi dan pola asuh luar biasa, mengantar anak-anaknya menjadi orang besar — Wesley bersaudara, John dan Charles — tokoh kebangunan rohani pada jamannya. Ada pula Smith Wigglesworth, seorang tukang ledeng yang semasa hidupnya memberitakan injil Kristus dan melakukan banyak pekerjaan bagi Kerajaan Allah. Reinhard Bonnke, misionaris Jerman yang semasa hidupnya memperkenalkan Kristus kepada jutaan orang Afrika, James Hudson Taylor pada rakyat China, David Livingstone pada rakyat Afrika Selatan, Billy Graham pada rakyat USA bahkan dunia, bahkan Nommensen bagi suku Batak. Mereka adalah pribadi-pribadi biasa yang memiliki hati untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya sehingga Allah pun menambahkan kepada mereka semuanya.

Masih ada kisah tentang gembala kawanan kecil domba bernama Daud yang akhirnya menjadi raja Israel terkenal, juru minum kerajaan bernama Nehemia yang menjadi perestorasi tembok Yerusalem, petani bernama Amos yang menjadi nabi Tuhan, Saulus ahli Taurat terpandang yang menginjil dan membawa terang Kristus di 3 benua besar: Asia, Afrika Utara dan Eropa, Petrus, Yohanes dan Yakobus penjala ikan yang menjadi penjala manusia. Lukas sang tabib yang menjadi rasul Kristus, belum lagi pelacur dan pemungut cukai yang menjadi penginjil-penginjil-Nya Allah. Semua adalah orang-orang biasa yang memiliki TUHAN yang luar biasa. Mereka mengijinkan TUHAN memerintah dengan seluas-luasnya dalam kehidupan mereka sehingga Allah dengan luwes dapat memakai mereka sebagai alat kemuliaanNya.

Seseorang pernah berkata, “he who kneel before God can stand before anyone (dia yang berlutut di hadapan Allah dapat berdiri di hadapan semua orang)”. J.F. Kennedy juga berkata, “jangan tanya apa yang negaramu bisa berikan padamu. Bertanyalah: apa yang dapat kuberikan untuk negaramu”. Di tengah stereotip Gereja dan orang percaya sebagai “kaum minoritas” di tengah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, sebuah pertanyaan sinis hadir, “Apa yang bisa kalian perbuat sebagai kelompok kecil untuk bangsa yang besar ini?”

Firman Tuhan berkata, “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama 3 tahun 6 bulan (Yakobus 5:17).” Allah adalah Specialist Pembuat Keajaiban, apa yang dirasa tidak mungkin bagi manusia, itu sangat mungkin bagi Allah. Yesus juga berkata, “Bukankah sudah Kukatakan kepada-mu: Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah (Yohanes 11:40)?” Sesungguhnya yang menghalangi kita untuk berdampak adalah diri kita sendiri, keinginan kita untuk menyerah dan kerdil, iman kita telah ter-compromised padahal Alkitab berkata, “Jadilah kepadamu menurut imanmu”. Jika iman kita melihat itu mustahil, maka terjadilah kemustahilan itu bagi kita dan sebaliknya. Ayub berkata, “Karena IA akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkanNya (Ayub 23:14). Percayakah Anda akan finishing well dalam Dia? Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *