Kembali Penuh (Lukas 8 : 1 – 3, Matius 4 : 23 – 25)
Bahan Diskusi (15 menit):
- Apa itu “Injil Kerajaan Allah”?
- Apa poin penting yang disampaikan dari pemberitaan “Injil Kerajaan Allah” ini?
- Bagaimana Allah meneguhkan pemberitaan “Injil Kerajaan Allah” ini?
- Apa dampak yang dialami oleh mereka yang telah mengalami kuasa pemberitaan “Injil Kerajaan Allah”?
Renungan Firman (10 menit):
Menapaktilasi perjalanan pelayanan Tuhan Yesus sungguh sangat menarik. Ia memulainya dengan berjalan keliling dari desa ke desa, kota ke kota memberitakan Injil Kerajaan Allah. Bahkan Matius menyaksikan tentang Yesus yang mengajar dalam rumah-rumah ibadah dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa Israel hingga tersiar kabar tentang Dia di seluruh Siria dan semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh dibawa kepada-Nya, lalu Yesus menyembuhkan mereka semua (membuat whole again – sepenuhnya utuh kembali).
Ya, di mana ada Roh Allah, di situ ada kelepasan, kemerdekaan dan pembebasan dari segala belenggu. Injil Kerajaan Allah membawa kuasa surgawi turun ke bumi, membawa hadirat Allah bertahta dan meraja dalam pribadi pendengar-nya, mengundang support ilahi dalam setiap pekerjaan pelayanan-nya serta berdampak nyata di kehidupan mereka yang tersentuh oleh-Nya. Yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang miskin diperhatikan, yang tidak berdaya mendapat kekuatan baru dan yang tergerak hatinya, membagi-bagikan dengan penuh kemurahan. Mereka semua menjadi pribadi yang tidak sama lagi, mereka telah dipenuhkan, dibuat penuh bahkan sampai luber – yang dari kepenuhan tsb, mereka dapat mengisi kekosongan yang ada pada orang lain tanpa batas, terus menerus seperti ragi yang meng-khamir-kan hingga seluruh adonan.
Perhatikanlah sinar matahari di pagi hari yang perlahan masuk melalui jendela. Rumah yang awalnya gelap, semakin lama semakin terang benderang hingga tidak ada alasan untuk kegelapan terus bertahan. Semakin besar cahaya-nya, semakin terpinggirkan lah kegelapan itu. Begitu juga dengan Kerajaan Allah. Ketika Injil Kerajaan Allah diberitakan dan dipercaya oleh umat pililhanNya, maka segala atribut dan titik pijak si jahat atas teritori orang tsb harus menyingkir, kegelapan harus berkemas dan pergi. Yang awalnya mereka percaya pada segala kebohongan iblis atas ke-tidakkompeten-an, ke-tidakberarti-an dan kekurangan mereka, ya, segala bentuk intimidasi si jahat yang membuat mereka cripple (lumpuh, tidak berdaya), namun ketika terang TUHAN hadir, Ia membangkitkan, melahirbarukan mereka menjadi pribadi yang utuh (whole again) dalam Kristus Yesus.
Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):
- Adakah hal yang membuat Anda merasa minder, tidak kompeten sehingga Anda merasa lumpuh, tidak berdaya, tidak ada kekuatan untuk berdiri atas dasar Firman Tuhan melawan intimidasi dan kebohongan si jahat?
- Bagaimana cara Anda menang dan menjadi whole again?
- Bandingkan dengan gereja mula-mula. Hal apakah yang menurut Anda dahulu ada pada Gereja namun sekarang hilang?
- Bagaimana cara Gereja mengalami kepenuhan Kristus hingga menjadi mempelai wanita yang kudus dan berkenan, tanpa cacat atau noda atau kerut?
Kesimpulan (25 menit)
Kepingan puzzle yang hilang – seperti seorang petenis yang telah memenangkan segala seri kejuaraan tenis kelas dunia, kecuali Wimbledon. Betapa dia berusaha mengejar-nya demi menjadikan trofi dia komplit. Atau sebuah tim sepakbola yang berisikan pemain-pemain mumpuni di segala lini, kecuali posisi penyerang. Betapa rindunya mereka akan seorang striker haus gol melengkap skuad, yang dengan-nya mereka menjadi tim yang sangat kuat tak terkalahkan. Terakhir, seperti perjalanan seorang Goku dalam komik “Dragon Ball” mengelilingi bumi mencari 7 bola naga yang tersebar di segala penjuru, yang ketika ketujuh bola tsb berhasil dikumpulkan, maka seekor naga akan keluar dan mengabulkan segala permintaan pengumpul-nya. Ketiadaan 1 bola saja, membuat cripple (lumpuh, tidak berdaya). Namun ketika semua kepingan puzzle ditemukan – sesuatu yang dashyat sungguh ternyatakan.
Begitu juga dengan manusia pada umumnya. Setiap kita memiliki satu atau lebih bagian kehidupan yang kita lack of (kurang). Ada orang sanggup membeli apapun, namun tidak kebahagiaan. Dapat tidur di ranjang ternyaman manapun, tapi tidak mengerti arti ketenangan. Memiliki banyak rumah mewah (house), tapi tidak mengalami home. Mampu pergi berobat ke dokter terbaik dan mendapatkan perawatan medis mumpuni, tapi tidak menemukan kesembuhan. Memiliki seluruh anggota tubuh yang sehat, kecuali penglihatan yang buta atau telinga yang tuli atau kaki tangan yang lumpuh. Mereka merindukan “whole again”.
Dalam konteks Gereja sebagai Tubuh Kristus pun, Gereja terus mengejar posisi kedewasaan penuh, kesempurnaan Mempelai Kristus yang kudus dan berkenan, suatu keadaan yang akan ‘mengundang’ Kristus datang menjemput. Mengacu pada nats pembimbing kita, dimana setiap Yesus hadir, di situ ada pemberitaan Firman, ada kuasa dinyatakan, ada kelepasan dan pembebasan, ada kesembuhan dan pemulihan, ada jiwa-jiwa yang mengalami whole again. Bahkan sampai hal materi sekalipun, semua ter-cover dan diperhatikan Allah melalui keberadaan para team support di sekeliling Yesus. Yesus tidak kekurangan sesuatu apapun untuk dibagikan pada sekeliling-Nya. Surga sungguh hadir dan termanifestasikan di setiap action-Nya. Mengapa? Karena Yesus mewartakan Injil Kerajaan Allah. Dan Kerajaan Allah ini meneguhkan setiap pemberitaan-Nya. Bagaimana dengan Gereja? Adakah surga mendukung pelayanan Gereja? Adakah Gereja berhasil membuka ‘gudang logistik’ surga sehingga segala sesuatu yang Gereja ikat, terikat pula di bumi, yang Gereja lepas, terlepas pula di bumi? Atau Gereja sedang mencari kepingan yang hilang, yang tanpa-nya Gereja terus menjadi lumpuh dan tidak maksimal?
Bandingkan dengan pelayanan Yesus dan model Gereja mula-mula, dimana para murid memiliki kesatuan hati yang kuat, komunitas yang terus tumbuh dan berdampak, ada pelayanan Firman, ada manifestasi kuasa TUHAN, bahkan bayangan Petrus atau saputangan Paulus saja dapat menyembuhkan orang. Dimana pun mereka berada, Kerajaan Allah hadir dan kerajaan si jahat minggat. Semua orang yang tadinya “terpenjara”, ter-invasi oleh si jahat dibebaskan oleh kebenaran Injil. Pikiran yang buntu, gambar diri yang rusak, perasaan yang koyak, fisik yang letih dan cacat, rohani yang tawar — semua, tanpa terkecuali mengalami jamahan Allah dan dibuat complete, whole again. O, betapa Gereja merindukan saat dimana pengenalan mereka akan Kristus mengalami breaktrough, tidak berkutat di padang gurun yang sama terus menerus, sekedar menjadi Gereja yang monoton dan penuh rutinitas. No! Jadilah Gereja yang berdaya ledak, Gereja yang telah menemukan segala potensi ilahi-Nya dan memanifestasikan diri sebagai Gereja yang berdampak di akhir jaman ini. Kiranya Tuhan merahmati GKMI Bandung. Ada revival, ada kegerakan, ada restorasi. Ada jadilah kehendak Allah, di bumi seperti di surga. Amin.