Kami telah Menemukan Mesias (Yohanes 1 : 35 – 51)

Bahan Diskusi (15 menit):

  1. Apa itu Mesias? Siapa yang dimaksud sebagai Mesias?
  2. Dari mana asal muasal munculnya cerita akan datang-nya seorang Mesias bagi dan dari bangsa Israel?
  3. Apa syarat-syarat menjadi Mesias yang datang tsb?
  4. Apa dampak dari kedatangan Mesias tsb terhadap kehidupan bangsa Israel?

Renungan Firman (10 menit):

Pulau Jawa tempat kita tinggal saat ini secara historis memiliki ramalan-nya sendiri, salah satunya adalah ramalan dari seorang Raja Kediri bernama Jayabaya (abad ke-12) tentang akan datangnya Satria Piningit (satria yang masih tersembunyi oleh jaman) untuk menjadi Ratu Adil (pemimpin yang bijak dan adil) – yang mana kemunculannya ditandai dengan era kegelapan (zaman edan) dan munculnya banyak bencana. Ia datang untuk membawa perubahan besar di Nusantara berupa kesejah-teraan dan kemakmuran. Ramalan berusia 900an tahun ini ternyata masih banyak dipercayai oleh mereka yang menantikan kedatangan Satria Piningit tsb. Tidak sedikit pula yang berspekulasi bahwa orang-nya saat ini telah muncul di antara kita, ada yang berpendapat bahwa ia adalah “Sang Presiden 2024”, “Isa Almasih” “Imam Mahdi”, dsb. Adapun syarat berdasarkan ramalan tsb adalah: berparas seperti Kresna (dewa berbadan manusia), berwatak seperti Baladewa (tegas) dan bersenjatakan Trisulaweda (sakti mandraguna tanpa aji-aji dengan trisula yaitu: ilmu, amal dan iman – benar, lurus dan jujur — bumi, langit dan isinya – tiga menjadi satu).

Hal yang tidak berbeda juga dimiliki oleh bangsa Israel. Orang Yahudi sangat menghormati Musa, sang pembawa Taurat, juga para nabi dimana di Taurat dan kitab para nabi – semuanya memiliki benang merah yang satu, yaitu: bahwa Allah YHWH akan mengutus Mesias (Yang Diurapi) untuk datang ke tengah-tengah umat-Nya membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan dan kemerosotan dan membawa mereka kembali menjadi bangsa yang terpandang dan disegani dimana bangsa-bangsa lain akan berbondong-bondong datang mencari damai dan sejahtera yang ada di Israel. Ada banyak nubuatan tentang Mesias ini, seperti: Ia harus dari keturunan Abraham, keturunan Daud, lahir di Bethlehem, dipanggil dari Mesir, orang Nazaret, lahir dari perawan, Terang dari tanah Zebulon dan tanah Naftali, terjadi kematian anak-anak di bawah 2 tahun pada saat kelahirannya, didahului oleh suara yang berseru di padang, dsb. Ya, sebuah ramalan / nubuat yang sangat panjang dan rumit dimana ada ketidakcocokan satu saja, ia dipastikan bukan Mesias. Ya, ibarat ujian slalom saat praktek ujian SIM C (motor) dimana ada 1 cone saja yang tertabrak atau garis batas yang dilewati, ia dinyatakan gagal dan harus mengulangi lagi di lain waktu.

Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):

  1. Alkitab berkata tentang ada banyak mesias-mesias palsu, yang bilang “akulah Dia” dan meminta kita berjaga-jaga untuk tidak tersesat jalan. Bagaimana Anda bisa yakin bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Mesias yang dinantikan?
  2. Adakah patok/cone nubuatan para nabi yang tidak dipenuhi oleh-Nya? Sebutkan!
  3. Apa arti / implikasi-nya ketika kita mengakui ke-Mesias-an Yesus Kristus?
  4. Sudahkah Anda sendiri percaya dan menyadari bahwa “Anda telah menemukan Mesias”? Jika belum, Mesias seperti apa yang Anda nanti-nantikan?

Kesimpulan (25 menit)

2000 tahun yang lalu di Israel, ketika bangsa Yahudi sedang mengharapkan datangnya seorang Pembebas / Juruselamat dari cengkraman penjajahan Kekaisaran Romawi sesuai nubuatan para nabi – mereka mendadak dikejutkan dengan tampilnya Yohanes Pembaptis di padang gurun yang berseru-seru meminta orang banyak bertobat dan dibaptis dimana statemenstatemen-nya selalu mengacu kepada Dia yang akan datang, Sang Mesias. Orang-orang yang awalnya tidak aware, mulai melihat lagi nubuatan-nubuatan Kitab Suci. Dan benar saja, waktu kedatangan Mesias itu sudah dekat (baca nubuatan 490 tahun Daniel) bahkan mungkin Ia itu telah hadir di tengah mereka. Orang Majus, Yohanes Pembaptis, Hana (nabiah perempuan – Lukas 2:36), Natanael (Yohanes 1:45) – adalah segelintir orang yang mempercayai prophecy dan menantikan penggenapan-nya. Mereka awalnya tidak mengerti siapa Mesias itu dan wujudnya seperti apa. Namun segera setelah mereka melihat Yesus, mereka semua mengakui bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah, Raja orang Israel.

 Adalah budaya orang Yahudi untuk memperkenalkan anak-anak mereka kepada TUHAN sejak dini secara berulang-ulang (Shema Yisrael – Ulangan 6:4-9). Anak usia 5 tahun ke bawah mendapat pendidikan rohani di keluarga-nya dimana sang ayah berperan sebagai imam. Lantas pada usia 5-10 tahun, anak laki-laki harus menerima pendidikan dasar kedua (Beit Safar), umumnya di sinagog dan dididik oleh guru sukarelawan yang mahir dalam Kitab Taurat, dimana dalam 5 tahun tsb mereka diwajibkan menghafal isi Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan). Tahap pendidikan selanjutnya disebut Beit-Talmud dimana anak laki usia 10-14 tahun dapat menghafal atau setidak-tidaknya mengerti Kitab Tanakh (Alkitab Ibrani) dan secara kritis dapat bersoal jawab dengan guru-nya. Di akhir Beit-Talmud, anak laki yang sangat pandai akan diijinkan ayahnya untuk studi lanjut, sementara yang biasa saja akan selesai dan menjalani kehidupan seperti ayahnya. Mereka yang terbaik dalam pendidikan akan masuk Beit-Midrash selama 14 tahun dengan tujuan menjadi seorang ahli Taurat dan Rabi, dimana Rabi adalah posisi tertinggi yang bisa diraih oleh anak laki-laki Yahudi yang baik dan kompeten. Mereka akan tinggal bersama dengan Rabi (disimbolkan dengan bertanya: Rabi, dimanakah engkau tinggal?) dan mempelajari segalanya sampai akhirnya ia menjadi sama seperti Rabi-nya. Baru setelah proses Beit-Midrash selesai, gurunya akan menilai apakah ia diperkenankan menjadi seorang rabi atau tidak, untuk kemudian pada umur 30 tahun baru secara resmi diijinkan tampil berkarya di depan publik.

 Menjadi seorang Rabi adalah hal yang umum dan bisa dicapai oleh orang pintar. Tapi menjadi seorang Mesias, itu memerlukan penggenapan terhadap nubuatan para nabi. Adalah menarik melihat pernyataan Andreas yang awalnya bertanya, “Rabi, dimanakah Engkau tinggal?” setelah bercakap-cakap dengan Yesus kemudian berkata kepada Simon, saudaranya, “Kami telah menemukan Mesias”. Ada sesuatu yang berubah dalam iman percaya Andreas, yang lantas diperkuat dengan statemen Petrus beberapa waktu kemudian waktu Yesus bertanya, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” dan dijawabnya “Mesias dari Allah”. Pengenalan Petrus dan Andreas begitu mendalam. Bagi mereka, Yesus tidak hanya sekedar Rabi, tapi Ia adalah Mesias dan itu merubah segala pola laku mereka dalam pengiringan-nya kepada Allah. Seorang penjala ikan ketika bertemu Mesias berubah menjadi penjala manusia. Seorang pemungut cukai, pelacur, orang kerasukan setan, dsb – sekali mereka memiliki pengenalan yang benar akan Mesias, maka hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Bagaimana dengan Anda dan saya? Dapatkah dengan lantang Anda berkata, “Aku telah menemukan Mesias?” Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *