Dipenuhi oleh Roh (Roma 8 : 14)

Bahan Diskusi (15 menit):

  1. Apa arti “dipimpin Roh Allah”?
  2. Bagaimana kita mengetahui sedang dipimpin oleh Roh Allah atau tidak?
  3. Apa juga arti “penuh dengan Roh” (Lukas 4:1, Efesus 5:18)?
  4. Apa beda “anak Allah” di Yohanes 1:12 dengan di Roma 8:14?

Renungan Firman (15 menit):

Kata ‘anak’ memiliki 2 kata berbeda dalam bahasa aslinya, yaitu: teknon, yang belum dewasa (akil balig) dan huios, yang sudah dewasa. Hal ini tampak dalam Yohanes 1:12 “tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (teknon – children of God), yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”. Dan Roma 8:14 “Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (huios – sons of God)”. Apa beda-nya?

Saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, status kita berubah dari ‘budak’ diangkat / diadopsi menjadi ‘anak’, dari orang yang dihukum menjadi orang yang berhak menerima warisan. Kita adalah teknon. Namun ternyata, tidak semua anak ‘begitu saja’ langsung mendapatkan Warisan (hak-hak sebagai anak untuk menggunakan otoritas Kerajaan Allah) ketika ia percaya. Note: kecuali mengenai keselamatan, dimana itu adalah anugerah yang otomatis langsung kita terima begitu kita bertobat. Anak tetap mempunyai hak, tapi hak itu diberikan ketika ia telah akil balig, telah dewasa dalam Tuhan (Galatia 4:1-2). Akil balig adalah prinsip yang dipakai untuk menerangkan pengertian ‘anak Allah’ dengan benar.

Anak Allah ‘teknon’ adalah anak yang belum dewasa, belum matang, pengertiannya sama seperti bayi yang baru lahir. Ciri-cirinya: labil (kehidupan rohani naik turun), melakukan segala sesuatu berdasarkan perintah, belum bisa mengambil tanggungjawab, mentalitas suka menerima daripada memberi, diberkati ketimbang memberkati. Sementara anak Allah ‘huios’ berarti ‘putera / anak yang dewasa, dapat menggunakan semua potensi-nya sebagai pewaris hak-hak Kerajaan Allah. Ingat peristiwa baptisan Yesus, “inilah Anak-Ku (Huios) yang Kukasihi, kepada-Nya lah Aku berkenan (Matius 3:17)”. Sebagai orang percaya, seharusnya kita tidak hanya cukup puas dengan status ‘teknon’ tapi terus bertumbuh menjadi ‘huios’, dan ciri utama ‘huios’ ini adalah dipimpin oleh Roh Allah.

Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):

  1. Adakah buah Roh bermunculan dalam diri Anda?
  2. Adakah karunia rohani juga bermunculan dalam diri Anda?
  3. Apa proses yang harus dilalui untuk seseorang dapat berubah dari anak ‘teknon’ menjadi anak ‘huios’?
  4. Manakah yang seharusnya: menjadi orang yang ‘religius’ atau ‘spiritual’?

Kesimpulan (20 menit)

Seorang taipan perusahaan multinational sukses memiliki cara tersendiri dalam mempersiapkan anaknya menjadi suksesor (penerus) perusahaan-nya kelak. Ia tidak memberikan anak-nya jalan pintas menuju kursi Presdir, tapi justru ia memberikan hard lesson (pelajaran keras) yang pada akhirnya diamini oleh sang anak sebagai ‘kunci’ dalam ia mengembangkan bisnis papa-nya. Sekalipun ia adalah anak pemilik perusahaan, namun ia harus memulai-nya dari level bawah, sesuai kualifikasi ijazah-nya. Ia harus bekerja layaknya karyawan lain dan tidak ada keistimewaan apa pun dari ayah-nya. Ayah-nya bahkan meminta orang-orang kepercayaan-nya untuk menegur, mendisiplinkan bahkan menggenjot anak-nya sampai titik ‘hampir pecah’ demi mengeluarkan potensi terbaik dari anak-nya hingga tiba waktunya, ia merasa anaknya layak dan ia memilih pensiun. Anak-nya telah siap menggantikan dia. Perusahaan tempat-nya bekerja adalah sekolah kehidupan-nya untuk berubah dari ‘anak owner’ menjadi ‘owner yang sesungguhnya’.

Ya, jalan terbaik untuk melatih seorang teknon menjadi huios adalah melalui fase hamba, dimana selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu, tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan bapa-nya (Galatia 4:1-2). Setiap orang percaya harus memiliki pengalaman dimana ia mulai sadar bahwa ia sudah cukup lama diberi dan difasilitasi oleh pelayanan orang lain, baik berupa pengajaran, support, dana, perhatian, dsb – dan sekarang lah waktunya ia mencontoh pelayan-pelayan sebelumnya dengan mencari orang lain untuk dia sendiri mulai layani. Tidak butuh waktu lama untuk Yesus mengutus 70 orang murid-Nya pergi berdua-dua melakukan praktek pengajaran yang baru saja mereka dengar. Saat itu mendengar pengajaran, saat itu pula mereka segera diutus untuk mempraktekkan-nya. Dan feedback-nya pun sungguh sangat menarik dimana para murid kembali dengan gembira dan berkata, “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu (Lukas 10:17).

Christianity is not a religion, it is a relationship (Kekristenan bukanlah sebuah agama, melainkan sebuah hubungan). Kedewasaan kita sebagai huios itu dibangun dari perjalanan sehari-hari berhubungan baik dengan Allah – daily walk with God – tidak ada jalan pintas untuk bertumbuh. Mendengar Firman langsung praktek, praktek terus sampai jadi kebiasaan dan akhirnya menjadi sifat yang menetap. Mendengar teguran, langsung pemberesan, yang TUHAN singkapkan untuk dibuang, langsung tebang. Setiap hari mengalami pembaruan akal budi, setiap hari semakin mengalami pemberesan. Kita harus berani menyerahkan diri untuk TUHAN garap sepenuh-nya. “Tuhan, kuserahkan hidup-ku kepada-Mu. Hidup-ku bukannya milik aku lagi. Jadilah padaku seperti yang Kau ingini. Jika ada sesuatu yang Engkau pandang tidak baik, mampukan aku untuk melihatnya dan membereskannya. Dan jika ada sesuatu yang Engkau ingin capai dalam diriku, meskipun itu menyakiti ‘ego’-ku, aku mau menjalani proses-Mu. Aku percaya bahwa Engkau sedang berkarya menjadikan-ku masterpiece-Mu, alat kebanggaan-Mu, untuk kemuliaan nama-Mu

Tidak ada teori khusus untuk hidup dipimpin Roh Allah – karena gerakan Allah untuk satu pribadi dengan pribadi lainnya berbeda dan unik. Tapi satu yang tampak, ketika setiap individu sama-sama berusaha menghidupi panggilan jalan dipimpin Roh Allah, kasih-nya akan semakin besar, karakter-nya akan semakin bersinar dan ia pun akan semakin mendekatkan diri dengan persekutuan komunitas orang-orang percaya yang lain, saling kait mengait menjadi untaian satu tubuh yang bergerak harmonis di-orkestra-i oleh seorang Dirigen, Sang Kepala Gereja, Tuhan Yesus Kristus. Buah-buah Roh bermunculan dan karunia-karunia rohani mengikuti. Gereja berdampak, Gereja dashyat. Orang datang masuk beribadah, tanpa perkataan pun, mereka tahu, TUHAN hadir di tengah komunitas ini, Allah ditinggikan dan dimuliakan. O, betapa semua makhluk menantikan saat anak-anak Allah (huois) ini dinyatakan (Roma 8:19). Mari kita menjadi jawaban atas penantian mereka tsb dengan cara menjadi huios-huios-Nya TUHAN sampai bumi penuh dengan kemuliaan Allah. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *