Dalam Nama Yesus (Filipi 2 : 5 – 11)
Bahan Diskusi (15 menit):
- Ada apa dalam nama Yesus?
- Mengapa harus nama Yesus dan bukan nama yang lain?
- Apa hubungan nama Yesus dengan Natal?
- Apa dampak dari nama Yesus bagi kehidupan kita semua?
Renungan Firman (15 menit):
Ada sebuah lagu lawas berjudul “Bento” (dinyanyikan oleh Iwan Fals) berlirik sbb: “Namaku Bento, rumah real estate, mobilku banyak, harta melimpah … siapa yang mau berguru datang padaku, sebut tiga kali namaku, “Bento, Bento, Bento”, Asyik …!” Lagu ini sangat fenomenal karena berisi kritik terhadap para petinggi negara saat itu yang berlaku seperti “Bento” – tinggal sebut nama-nya, orang langsung paham. Dan itu sering diparodikan di masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti: “Kamu pengen makan gratis di warung situ, gampang bos. Sebut aja nama saya 3x” “Emang kamu yang punya?” “Kagak, paling abis kamu sebut nama saya 3x, kamu diketawain dan tetap disuruh bayar. Wkwkwk”. Atau seorang pemuda mabuk kena tilang polisi berkata, “Bapak tau ngga saya siapa? Saya ini anak Jenderal – Jenderal Sudirman”. Ya, gaya petentengan seperti itu pun kembali viral saat seorang wanita muda bertengkar dengan ibunda anggota DPR dengan ‘menjual’ status-nya sebagai “anak jenderal”. Atau aksi seorang emak-emak memaksa mundur mobil strobo yang melawan arah lalu lintas. “Mundur terus, nggak ada yang mau ngasih, rasain”.
Seperti dekrit Ahasyweros berbunyi, “tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali (Ester 8:8)”, demikianlah power di balik sebuah nama. Lagi, suatu kali di Tiongkok daratan, ada seorang raja menyamar keluar istana untuk berbaur dengan rakyatnya sebagai orang biasa. Namun saat di tengah kota ia mengalami pemalakan. Beruntung ada seorang pemuda datang membantunya sehingga sang raja luput dari malapetaka. Sebagai rasa terimakasih-nya, sang raja memberi pemuda tsb sebuah stempel ‘aneh’ dan berpesan, “jika nanti kamu membutuhkan sesuatu apapun, bawa stempel ini ke aparat setempat. Mereka akan mengerti apa yang harus dilakukan”. Benar saja, suatu kali dalam keadaan sangat terjepit dan lusuh karena kemiskinan dan kelaparan melanda kampungnya, pemuda ini datang dengan stempel ‘aneh’-nya menghadap aparat setempat, betapa kagetnya ia ketika semua orang di tempat itu, tanpa terkecuali, dari aparat tertinggi sampai paling bawah, berlutut hormat terhadap stempel itu layaknya mereka menghormati raja itu sendiri dan segera menjalankan segala hal yang dipandang baik untuk kampung tsb. Tidak peduli seberapa lusuh dan papa-nya si pemegang stempel itu, asalkan stempel di tangan-nya itu asli dari raja, siapapun orang yang ada disana, yang ada di bawah daerah kekuasaan sang raja, tanpa terkecuali harus tunduk dan taat. Jika ia menolak tunduk, berarti ia menolak raja.
Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):
- Dalam hal iman kita: siapakah Raja itu? Siapakah pemuda lusuh itu? Dan siapakah stempel ‘aneh’ kita?
- Punya siapakah kekuasaan di dunia ini? Kepunyaan Allah atau kepunyaan iblis?
- Siapakah yang harus tunduk pada meterai “di dalam nama Yesus”?
- Mengapa nama “Yesus” itu diberikan kepada manusia?
Kesimpulan (20 menit)
Kisah Natal adalah kisah tentang Raja Kemuliaan memberikan hadiah terbesar-Nya pada manusia. Manusia yang lusuh dan tidak berdaya atas dosa ini — diberikan-Nya stempel mandat kekuasaan, yaitu Firman-Nya sendiri, Titah Agung-Nya yang menjadi manusia, lahir di tengah kita, menjadi sama dengan kita – untuk Ia menggenapi segala rencana dan rancangan Allah sampai tuntas “it is finished”.
Ada banyak patok milestone yang sudah dinubuatkan oleh para nabi dari segala jaman tentang Mesias ini, dan Sang Firman itu harus menempuh-nya setapak demi setapak dan menyelesaikan-nya dengan benar sesuai kehendak Bapa, seperti: Ia harus keturunan Abraham dan Daud, berasal dari Bethlehem, keluar dari Mesir, disebut orang Nazaret, dibaptis, mengalami penderitaan salib, mati, dikuburkan dan bangkit, dst – yang karena ketaatan-Nya sampai mati, Bapa berkenan hingga Yesus Kristus, Tuhan kita – dapat berkata, “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman (Matius 28:18-20).
Waktu Sang Firman itu turun menjadi manusia, Bapa melalui perantaraan malaikat menyuruh Maria memberi-Nya nama “Yesus – Yahshua (Ibrani)” yaitu “Yah (Yahweh)” dan “Shua (keselamatan kita atau menyelamatkan)” karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka (Matius 1:21). Petrus pun kemudian berkata, “dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis 4:12). Nama “Yesus” adalah nama yang berkuasa. Nama “Yesus” berarti bahwa Allah ada di pihak kita dan bukan melawan kita, bahwa Allah rindu untuk menyelamatkan kita dari dosa.
Dalam nama Yesus segala kuasa otoritas yang ada baik di sorga dan di bumi harus tunduk, sujud dan menyembah. Jika sebelumnya pemerintahan Allah di bumi ini belum established karena manusia memberontak terhadap pemerintahan Allah namun karena ketaatan manusia Yesus Kristus, Allah memiliki jalan pemulihan untuk pemerintahan-Nya terjadi di bumi seperti di sorga sampai seluruh bumi penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air menutupi dasar laut (Habakuk 2:14). Kelahiran Sang Firman dan ketaatan-Nya sampai mati di kayu salib – memungkinkan karya Allah atas manusia tergenapi. Manusia beroleh dasar untuk kembali berdamai dengan Allah, “Allah menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Nya (Ibrani 8:10)”. Allah begitu berbahagia dan Allah memberi stempel meterai kepada manusia “di dalam nama Yesus” segala kuasa apapun, baik yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, harus bertekuk lutut dan segala lidah harus mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa (Filipi 2 : 9 – 11). Di dalam nama Yesus, ada kesembuhan. Di dalam nama Yesus, ada kemenangan. Di dalam nama Yesus, ada pengharapan. Di dalam nama Yesus, setan lari, penyakit sembuh, masalah apapun beroleh solusi. Di dalam nama Yesus, setiap kita harus tunduk dan taat. Tuhan Yesus memberkati. Amin.