Bahan Komsel
Kita adalah Benih Kerajaan (Markus 4 : 26 – 29)
Bahan Diskusi (15 menit):
- Siapakah yang akan menjadi pemenang di akhir jaman ini: Kerajaan Allah, kerajaan manusia atau kerajaan anti-christ?
- Bagaimana cara kerja Allah mewujudkan Pemerintahan-Nya terjadi di bumi seperti di surga?
- Bilamana Tuhan Yesus akan datang kembali? Saat Ia melihat Gereja-Nya terpuruk sehingga Ia perlu melakukan misi penyelamatan kembali atau saat Gereja-Nya telah matang dan berhasil mempersiapkan jalan bagi kedatangan-Nya?
- Bagaimana Gereja seharusnya berlaku saat ini: menjadi kaum pelarian yang tidak mengharapkan apa-apa dari dunia ini kecuali pengangkatan atau kaum pejuang yang berusaha mewujudkan pemerintahan Allah terjadi di bumi seperti di surga?
Renungan Firman (15 menit):
“The most impossible spy (mata-mata paling mustahil)” – adalah julukan bagi agen mata-mata Mossad (badan inteligen Israel) bernama Eli Cohen. Ya, aksi spionase sepertinya sudah menjadi DNA warisan bangsa Israel sejak lampau, dengan Yosua dan Kaleb sebagai pemrakasa-nya. Membayangkan sebuah negara kecil di tengah kepungan negara-negara raksasa Timur Tengah yang notabene ‘membenci’ keberadaan mereka karena ‘ke-yahudi-an’-nya, namun dapat terus bertahan hingga saat ini – sungguh menimbulkan sebuah tanya: “mengapa begitu sulit menghapus Israel dari peta dunia?” – sebuah gagasan yang berulang kali dimunculkan oleh para petinggi negara seperti Mahmoud Ahmadinejad dan Ayatollah Ali Khamenei.
Sebaliknya, sebuah kisah legendaris tentang satu orang agen mata-mata Israel berhasil masuk ring 1 Kerajaan Suriah, berteman baik dengan Presiden-nya dan seandainya tidak dibocorkan inteligen Rusia, ia bakal diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah untuk dipersiapkan jadi Presiden Suriah berikutnya – ia yang sebenarnya adalah musuh namun dianggap sebagai sekutu terbaik — sungguh menjadi momok yang memalukan dan mencoreng wajah dunia Timur Tengah. Semua rahasia penting negara Suriah dengan lancar masuk ke Mossad karena Eli Cohen ini. Jasa terbesarnya adalah membantu Israel bertahan bahkan memenangkan Perang Enam Hari pada tahun 1967 – Perang antara Israel melawan kepungan 3 negara Arab, yaitu Mesir, Yordania dan Suriah. Data inteligen-nya sungguh valid sehingga dengan cepat, Israel dapat memukul balik dan membuat negara tetangganya mati kutu dan dunia terkagum. Ya, hanya dibutuhkan satu orang terlatih dan matang saja untuk membongkarbangkirkan satu kerajaan.
Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):
- Bagaimana dengan anak-anak TUHAN saat ini? Sudahkah menjadi agen Kerajaan Allah yang berdampak?
- Mengapa Allah dapat dengan tenangnya mempercayakan keberlangsungan Kerajaan Allah pada Gereja-Nya? Apa yang Gereja-Nya miliki?
- Apa yang terjadi ketika anak-anak TUHAN mulai bangkit, bermunculan di mana-mana, bersatu dan menjadi matang?
- Maukah kita dipilih Allah menjadi agen dalam memperluas KerajaanNya bahkan mewujudkan datangnya Kerajaan tsb di bumi seperti di surga?
Kesimpulan (20 menit):
Kedatangan Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu tidak hanya membawa misi penyelamatan umat manusia (Injil Keselamatan) melainkan terlebih penting adalah misi menanam Gereja-Nya (church planting) demi mendirikan Kerajaan Allah terjadi di bumi seperti di surga (Injil Kerajaan). Melalui kematian dan kebangkitanNya, Ia secara sah telah mengalahkan Iblis dan menjadikan-nya tontonan umum. Ia kemudian naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa untuk memerintah. Bumi telah dimenangkan secara de jure untuk Kerajaan Allah. Namun secara de facto, dunia masih menolakNya bahkan memberi gelar cemoohan “King of the Jews” di salibNya, memahkotainya dengan mahkota duri dan jubah ungu (Markus 15:17).
“Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu (Kis 2:35)” Ya, Yesus saat ini masih duduk di sebelah kanan Bapa, tapi Ia akan berdiri bahkan kembali datang sebagai Raja yang berdaulat atas dunia ini ketika semua musuh-musuhNya bertelut dan mengakui “Yesus Kristus adalah Tuhan”. Seperti Paspamres bergerak mensterilkan lokasi yang hendak dikunjungi oleh Presiden atau seperti ajudan Kerajaan menghamparkan karpet merah untuk dilewati Sang Raja — demikianlah saat ini Gereja terus bergerak menjalankan misi “mempersiapkan jalan untuk Tuhan, meluruskan jalan bagiNya (Yesaya 40:3-5).
Melalui 12 murid-Nya, benih Kerajaan Allah telah ditanamkan Allah di bumi ini. “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya (Matius 16:18)” Kemudian melalui Pentakosta, para murid yang notabene ‘orang biasa’ diberikan dunamos untuk menjadi ‘pasukan elite’. Roh Kudus yang sebelumnya bekerja di dalam pribadi Yesus selama pelayanan-Nya di bumi diberikan secara besar-besaran kepada setiap orang yang percaya dan menerima Injil – Yesus mengimpartasikan diriNya. Biji yang awalnya hanya satu, namun karena ia jatuh ke tanah dan mati, ia menghasilkan banyak buah. Kristus-kristus kecil dibangkitkan – christlike community. Mereka adalah orang-orang pilihan yang seharusnya memiliki modus operandi dan berdayaguna sama seperti Kristus, memiliki pikiran dan perasaan juga seperti Dia. Mereka adalah ‘Ben’ atau ‘Huios’ anak yang telah dewasa dan matang, bukan lagi ‘Teknon’, anak berdasarkan status, seperti bayi yang baru dilahirkan kembali.
Ya, misi Kerajaan dipercayakan kepada mereka. Seperti perumpamaan tentang seorang bangsawan yang berangkat ke negeri jauh untuk dinobatkan menjadi raja dan kembali, namun memanggil 10 orang hambanya dan memberikan modal untuk dikelola sampai ia datang kembali (Lukas 19:12-27) demikianlah Yesus mempercayakan ‘business’ Kerajaan Allah kepada orang percaya untuk dikerjakan. Gereja bukanlah pasif menunggu segala sesuatu dikerjakan oleh Allah, namun terlibat aktif mengusahakan Pemerintahan Allah terjadi di segala sendi kehidupan masyarakat dimana kita ditempatkan sampai bumi penuh kemuliaan Allah seperti air menutupi dasar laut. Allah bergerak di dalam kita. Tidak diperlukan jumlah yang besar untuk membuat bumi ini bagi Kerajaan Allah, jika seorang Eli Cohen saja bisa menggoncang Kerajaan Suriah (secara makna jasmani) atau Paulus bisa menggoncang tiga benua besar, pusat dunia masa itu, yaitu: Asia, Eropa dan Afrika Utara bahkan tulisan surat-suratnya terus menginspirasi mayoritas Gereja sampai sekarang. Satu orang yang telah matang sudah berdayaguna dahsyat, apalagi jika saat ini benih-benih Kerajaan tersebut telah Allah sebarkan di se-antero bumi, diperam karbit-kan melalui isolasi mandiri di rumah masing-masing, mengalami percepatan dan promosi ilahi untuk kemudian secara serentak di-publish membawa atmosfer Kerajaan Allah turun ke bumi. Soon and very soon. Anak-anak Kerajaan akan dinyatakan dan dipermuliakan. Kiranya kita pun menjadi bagian di dalamnya. Amin.