Renungan Minggu, 22 Mei 2022
Tentara-Tentara-Nya Allah
2 Timotius 2 : 3 – 4
Shalom jemaat yang dikasihi Tuhan. Tujuan penulisan surat Paulus kepada Timotius adalah untuk meyakinkan anak rohani-nya yang masih muda itu agar tetap setia memberitakan Injil di tengah maraknya pengajaran sesat kala itu. Selain itu Paulus juga menasihati Timotius agar setia menanggung kesukaran dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan yang dipercayakan. Tantangan internal dan eksternal dihadapi Timotius dalam pelayanan. Tantangan internal adalah usia Timotius yang terbilang muda yang kemungkinan menjadikan Timotius muda menjadi pribadi yang introvert (1 Timotius 4:12, 2 Timotius 1:8). Demikian pula kondisi fisik-nya yang seringkali lemah (1 Timotius 5:23) sehingga mendorong Rasul Paulus memberikan nasihat untuk Timotius melatih tubuh-nya dan memperhatikan apa yang ia makan dan minum demi kesehatan tubuh yang sangat perlu dalam memenuhi pelayanan-nya. Tantangan eksternal dari luar jemaat, adalah pengajar-pengajar sesat dan ajaran mereka yang menyesatkan serta dinamika dari jemaat-jemaat yang dilayani-nya.
Nasihat-nasihat pendek sebagai nasihat terakhir yang disampaikan Paulus sebagai bapa rohani kepada anak rohani-nya terlihat jelas dalam surat 2 Timotius. Salah satunya adalah “ikutlah menderita” (2 Timotius 2:3-4). Paulus mengilustrasikan seorang prajurit dalam nasihat pendek-nya. Ciri dari seorang prajurit adalah:
1. Memiliki daya juang (2 Timotius 2:3). Kata “ikutlah menderita” dalam terjemahan New King James Version adalah “You therefore must endure”
2. Fokus pada Komandan (2 Timotius 2:4)
Kita, jemaat dan gereja Tuhan, sama dengan Timotius yang adalah tantara-tentara Tuhan masa kini yang tengah dilatih supaya memiliki mentalitas berdaya juang yang tinggi. Sebagai tentara, kita juga harus fokus dengan arahan komandan kita, dalam hal ini adalah Tuhan Yesus Kristus. Pilihan kata dalam bahasa aslinya untuk seorang prajurit ditambahkan kata ‘melayani’. Kata itu berarti ‘seorang prajurit yang melayani’. Pemahaman kita akan hal ini haruslah jelas supaya kelak kita menjadi tentara-tentara Tuhan yang militan, yang berpendirian teguh pada kebenaran sehingga mampu menghadapi segala ketidakbenaran masa kini.
Pdt. Afriani Sanam, M.Th