Orang Kristen / Murid Kristus (1 Yohanes 2 : 6)

Bahan Diskusi (15 menit):

  1. Apakah Anda seorang Kristen?
  2. Apa yang membuat Anda menjadi orang Kristen?
  3. Kapan muncul pertama kali istilah “orang Kristen”? Mengapa ada istilah itu?
  4. Sudahkah ada orang lain yang tanpa melihat status KTP sekalipun – mereka dapat segera tahu bahwa Anda adalah orang Kristen?

Renungan Firman (10 menit):

Masyarakat Indonesia sedang berbangga akan suksesnya perhelatan kembali ajang MotoGP di Mandalika setelah 25 tahun vakum. Namun di tengah animo yang begitu besar tsb, ada sebuah aksi viral dari seorang wanita bernama Rara, Sang Pawang Hujan dimana ia dengan ritual-nya ‘mampu’ mengendalikan hujan. Sebuah tanya lantas muncul, “agamanya mbak Rara ini apa ya?” Pertanyaan ini menjadi menarik sebab jika menelusuri fakta lapangan yang ada: ia lahir di Papua, tinggal di Bali, berlatar belakang Jawa namun tinggal di negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia. Ia mungkin saja orang Kristen karena kelahiran di Papua, tapi ia mungkin pula adalah orang Hindu karena besar di Bali, namun ia juga mungkin adalah penganut aliran Kejawen karena berdarah Jawa, atau ia bisa jadi adalah orang Islam karena 8 dari 10 orang di Indonesia adalah muslim (86.9% populasi di Indonesia beragama Islam). Ya, itu adalah kemungkinan-kemungkinan yang ada berdasarkan jejak geografi. Namun berdasarkan praktek ajaran agama, disinilah titik kontroversial-nya. Di satu sisi ada yang menganggap itu adalah musyrik (perbuatan menyekutukan Allah dengan apa pun) dan bertentangan dengan ajaran agama, tapi juga ada yang menganggap bahwa itu adalah kearifan lokal, ilmu spiritual atau ritual adat tertentu. Ya, “agamanya mbak Rara ini apa ya?” – merupakan pertanyaan cerdas dari podcaster Indonesia dan silakan Anda googling sendiri jawaban-nya.

Lantas bagaimana dengan Kekristenan? Berdasarkan statistik tahun 2020 jumlah pengikut agama Kristen (gabungan Protestan, Katolik dan Ortodoks) adalah mencapai 2.6 miliar orang. Itu berarti 1 dari 3 penduduk dunia adalah orang Kristen. Bahkan menurut Pew Forum, ada sebanyak 157 dari 232 negara di dunia yang merupakan negara yang mayoritas penduduk-nya adalah Kristen. Artinya: Anda tidak akan kesulitan untuk menemukan orang berstatus Kristen di dunia ini. Ya, orang Kristen itu literally everywhere (ada dimana-mana).

Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):

  1. Dengan jumlah yang sedemikian besar, dampak apa yang Kekristenan bawa kepada orang-orang sekelilingnya?
  2. Jika ajaran Kristen itu penuh kasih, kerendahan hati, pengampunan, kesetiaan, tanggungjawab, rajin, semangat, dsb. Mengapa ada banyak terjadi perang, penjajahan ekonomi serta eksploitasi kemanusiaan yang justru didominasi oleh negara-negara mayoritas Kristen?
  3. Dalam skala yang lebih kecil, mengapa antar gereja satu dengan yang lain sulit untuk bersatu? Dari mana munculnya lebih dari 45.000 denominasi Kristen di dunia ini? Mengapa ada banyak internal gereja yang terpecah belah?
  4. Mengapa ada orang Kristen yang dipenjara, terjerat kasus pelecehan, narkoba, korupsi, penipuan, pencucian uang, dll?

Kesimpulan (25 menit)

Menjadi beragama Kristen itu mudah, semudah ‘ber-syahadat’ ala Kristen, yaitu: mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati maka kamu diselamatkan (Roma 10 : 9). Apalagi jika ditambah dengan proses pematangan berikutnya, seperti: ikut katekisasi, dibaptis, rutin ibadah Minggu di gereja, dengar Firman Tuhan, beri persembahan dan persepuluhan, menjadi aktivis gereja serta pelayanan mimbar, dsb – semakin sahih lah kita menjadi orang beragama Kristen. Tapi apakah itu definisi orang Kristen menurut Alkitab?

Kata “Kristen” pertama kali muncul tercatat di Alkitab terjadi di kota Antiokhia (Kis 11:26). Saat itu jemaat mula-mula sedang mengalami penganiayaan yang timbul setelah Stefanus dihukum mati. Mereka dicari, dikejar, mengalami persekusi karena memilih percaya kepada aliran ‘ajaran baru’ yang bertentangan dengan paganisme Romawi juga keyahudian bangsa Israel. Mereka adalah kelompok minoritas, kawanan kecil di tengah ‘raksasa-raksasa agama besar’. Mereka menjadi target untuk dianiaya baik secara ekonomi, fisik, mental, pekerjaan – sama seperti Tuhan-nya, yang juga mati digantung di kayu salib. Namun sesuatu yang unik terjadi. Di tengah himpitan yang begitu berat, mereka justru semakin bersatu dan mempertontonkan ‘kasih yang walaupun – kasih agape’. Walaupun kamu menganiaya aku, aku tetap mengasihi dan berdoa untuk kamu. Walaupun kamu mengganggap aku musuh, aku menganggap-mu tetap saudara. Walaupun saat ini aku sedang berkesusahan, tapi karena aku mau mengikuti teladan Tuhan-ku, aku rela berbagi dan memberikan harta benda yang aku punya untuk kebaikan kita bersama.

Ya, mereka disebut ‘Kristen’ bukan karena identitas KTP mereka tercantum demikian, bukan juga karena atribut pakaian, kalung, jubah dengan tali berjuntai-juntai panjang, bukan juga karena doa-doa panjang di depan orang banyak, atau karena nama mereka adalah nama biblical para orang kudus-Nya. Tidak! Mereka disebut ‘Kristen’ (sesungguhnya itu adalah sebuah ejekan) — karena mereka sama persis kelakuan dan gaya hidupnya seperti Tuan-nya, Yesus dari Nazaret yang diseret dan dihukum mati oleh bangsa Romawi. Karena apa? Karena memilih untuk mencari dan melakukan kehendak Bapa di surga walaupun harga yang harus dibayar adalah sampai mengorbankan nyawa, tetap setia sampai akhir.

Christianity is not a religion, it is a relationship with God (kekristenan bukanlah sebuah agama, melainkan sebuah hubungan dengan Allah). Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ‘a’ yang berarti ‘tidak’ dan ‘gama’ yang berarti ‘kacau’. Jadi ‘agama’ berarti ‘tidak kacau atau teratur’. Agama adalah aturan yang mengatur manusia agar kehidupannya menjadi teratur dan tidak kacau. Kekristenan bukanlah hukum atau norma mati, bukan pula tradisi turun temurun tentang ritus dan tata ibadah, kekristenan adalah ekspresi yang muncul ketika seseorang memiliki hubungan yang baik dengan Allah-nya, bahwa Allah-nya hidup di dalam dia dan melalui dia melakukan banyak karya dan pekerjaan ajaib-Nya.

Gereja adalah komunitas orang percaya yang berkumpul merayakan Allah bertahta dalam hidupnya. Gereja bukanlah sebuah organisasi, tapi organisme yang hidup dimana segala hukum Allah ditaati dan dipraktekkan. Ya, ibarat Kedutaan Inggris di Jakarta, meskipun ia ada di Indonesia tapi hukum yang berlaku disana bukanlah hukum Indonesia, melainkan hukum Inggris. Begitu pula dengan Gereja Tuhan. Meskipun kita berada di dunia, tapi hukum yang berlaku di dalam Gereja adalah hukum Tuhan. Gereja adalah duta Kerajaan Allah dimana melalui Gereja hukum-hukum dan gaya hidup Kerajaan Allah seharusnya terpancar keluar dan mengkhamirkan lingkungan sekeliling. Alangkah jatuhnya kekristenan saat ini, bukannya mengimpartasikan hukum Allah kepada dunia, tapi justru membawa masuk hukum dan gaya hidup dunia ke dalam gereja. Pertanyaannya sekali lagi: Are you Christian? Apakah engkau orang Kristen? Mari kita jawab bersama. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *