Sang Raja Datang (Wahyu 19 : 11 – 16)
Bahan Diskusi (15 menit):
- Apa makna Natal tahun ini (secara pribadi) bagi Anda?
- Apakah ada sesuatu yang berbeda dari tahun sebelumnya? Dalam hal apa?
- Kedatangan yang seperti apakah Yesus di momen Natal ini bagi Anda? Sebagai bayi, juruselamat atau Raja yang memerintah?
- Apa harapan Anda di momen Natal tahun ini (refleksi)?
Renungan Firman (15 menit):
Seorang pedagang kue berkata, “Si Ibu A ini saya sudah hafal kebiasaan-nya. Tiap dua hari sekali, dia akan order 10 risoles, 8 lemper dan 4 donut. Dia tinggal bilang, “order seperti biasa” dan saya langsung tau maunya. Jadi ketika saya lewat dan ia memanggil, itu hanyalah orderan pada umumnya, tidak ada sesuatu yang berbeda”.
Begitu juga dengan seorang pemuda ketika ditanya tentang arti Natal, “Ya, buat saya, natal itu seperti perayaan-perayaan lain pada umumnya. Ia hanya salah satu dari hari besar dalam Kalender Gereja. Tanggal 16 besok saya Natalan di sekolah, tanggal 18-nya di komisi Pemuda, tanggal 20 di komsel, dan tanggal 25 di Gereja. Minimal Desember ini saja saya ada 4 perayaan Natal. Gereja di-dekor penuh dengan pernak pernik Natal, ada kado, ada caroling Natal, ada pohon terang, lilin, Santa Claus, lagu jingle bells, holy night, dll. Tiap tahun selalu berulang, macam siklus aja. Content-nya tetap gitu-gitu aja, hanya berbeda di packaging-nya. Tahun lalu nuansanya bertema mystical Narnia, sekarang tema-nya budaya nasional. It’s just another Christmas, nothing special”.
Mungkin seperti pedagang kue yang sudah bisa menebak kebiasaan rutin pembelinya, atau seperti seorang pemuda yang sudah terlanjur apatis dan menganggap Natal sebagai rutinitas belaka – demikian pula kondisi sebagian kita pada Natal kali ini. Kita rindu ingin mencari makna Natal secara personal, tapi belum menemukannya. “Saya ngga mau Natal kali ini berlalu begitu saja, saya ingin menemukan makna Natal yang sebenarnya — bukan dari kata orang atau dari kebiasaan tradisi turun temurun, bukan pula hasil cangkokan pengalaman spiritual orang lain, tapi benar-benar personal antara saya dengan TUHAN. TUHAN, tolonglah saya” – Ya, Anda butuh pewahyuan, sebuah revelation (penyingkapan) – dari yang awalnya tertutup selubung, sekarang bisa terlihat jelas. Ada sesuatu yang rontok dari ‘mata’ kita – sama seperti ketika Rasul Yohanes melihat kedatangan Yesus – Sang Firman – sebagai Raja Kemuliaan bermahkotakan banyak, menunggang kuda putih diiringi para malak mendatangi manusia ciptaan-Nya.
Orang Majus mengamati tanda langit dan menemukan ‘bintang Raja’; para gembala didatangi malaikat dan menerima kabar kesukaan; Yusuf mengalami mimpi perihal Mesias di kandungan Maria; Simeon menerima nubuatan bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias; Hana mengalami doa puasa-nya dijawab Allah (Lukas 2 : 25-26 & 36-38). Ya, orang-orang ini memiliki pengalaman pribadi tentang kehadiran Mesias dalam hidup-nya.
Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):
- Bagaimana dengan Anda? Apakah Natal kali ini juga akan berlalu dan menjadi another Christmas seperti sebelum-sebelumnya?
- Jika orang Yahudi saat itu kehilangan momen untuk mengenal kedatangan Mesias kali pertama dan bahkan saat ini pun mereka masih menantikan kedatangan Mesias-nya (kali pertama). Apakah saat ini kita sudah mengalami Kristus hadir di kehidupan kita untuk kali pertama?
- Apa akibat seseorang kehilangan kesempatan mengenal kedatangan Yesus (kali pertama)?
- Apa yang harus dilakukan oleh setiap kita dalam menantikan kedatangan Kristus dalam waktu segera ini (Yesus berkata, “Aku datang segera”)?
Kesimpulan (20 menit)
Yohanes, murid yang bersama Yesus selama 3.5 tahun, awalnya melihat dan mengenal Yesus seperti kebanyakan orang, bahkan penyaliban Yesus pun membuat Yohanes muda ini shock. Tapi sesuatu terjadi dalam perjalanan hidupnya. Pada masa tua-nya di pengasingan Pulau Patmos, ia melihat Yesus dalam figur yang berbeda. Ia mengalami revelation. Ia tidak lagi melihat Yesus sebagai manusia yang berjalan di muka bumi menginjil dan menyembuhkan orang, bahkan yang mati sengsara digantung di kayu salib (lambang hukuman dan kehinaan) melainkan ia melihat Yesus Kristus dalam kemuliaan turun dari surga mengenakan banyak mahkota dan mengendarai kuda putih diiringi oleh para malaikat. Glorious moment.
Ya, jika generasi Perjanjian Lama menantikan penggenapan nubuat tentang kedatangan Mesias kali pertama (yang sebenarnya telah digenapi 2000 tahun yang lalu). Maka kita adalah ‘generasi antara’, generasi yang sudah melihat kedatangan Yesus 2000 tahun lalu sebagai sebuah fakta dan sejarah sekaligus menantikan kedatangan-Nya kali kedua. Kita ada di antara dua “kedatangan Yesus”. Yang satu adalah Natal di palungan ketika bayi Yesus dilahirkan (kedatangan pertama), dan satu-nya lagi adalah kedatangan sebagai Raja yang memerintah dan berdaulat atas dunia ini dan segala isinya (kedatangan kedua).
Dalam kebanyakan momen Natal, orang lebih berfokus di perayaan ulang tahun Yesus — mengingat akan hari kelahiran-Nya. Dan seperti Raja Herodes dan seluruh Yerusalem terkejut (Matius 2:3) dan tidak aware akan kedatangan Sang Raja baru orang Yahudi (ayat 2), maka kebanyakan kita pun berpotensi untuk tidak aware dan terkejut ketika Sang Raja itu kembali datang. Ia akan datang bukan lagi sebagai bayi mungil, tapi Ia akan datang sebagai Raja untuk menegakkan pemerintahan Allah di bumi seperti di surga. Setiap mata akan melihat kedatangan-Nya (Wahyu 1:7), setiap lutut akan bertelut dan semua lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa (Filipi 2:10-11).
Seperti perumpamaan tentang seorang bangsawan yang berangkat ke negeri jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelahnya baru kembali. Ia memanggil hamba-hambanya dan memberikan 10 mina untuk diusahakan sampai ia datang kembali — demikian pula Yesus setelah dinobatkan sebagai Raja, Ia akan datang dan mencari para pekerja-Nya untuk diminta pertanggunganjawab serta membalas sesuai buah pekerjaan-nya. Natal bukan sekedar perayaan ulang tahun, melainkan Natal adalah sebuah momen pengingat bahwa kita hidup di dunia ini untuk melakukan misi Allah, pekerjaan yang Ia percayakan pada kita, sebuah panggilan surgawi, heavenly calling – mengejar destiny dan kemaksimalan kita sampai kita boleh berkata, “Ya, Bapa, aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya (2 Timotius 4:7-8). Jesus is coming soon. Are you ready? Tuhan Yesus memberkati.