(Kis 8 : 26-40)

Hidup nyaman, mapan dan seterusnya adalah dambaan setiap pribadi. Termasuk juga tempat pelayanan, maunya ada dengan segala fasilitas yang mapan baru mau berpelayanan. Apakah bisa sedemikian?, sepertinya tidak. Kalau mau jujur, kita tidak bisa memilih-milih untuk kemana dan dalam keadaan seperti apa tempat untuk menyampaikan kabar baik itu. Kedekatan padaNya akan menuntun kepekaan pada Roh yang mengerakkan untuk kemana dan apa yang harus dilakukan.

Hal sedemikian rupa ada dalam diri Filipus. Ketika Roh mengerakkannya maka tidak ada perdebatan dan diskusi yang panjang, namun dengan sigap ia bergerak (29). Ternyata Roh itu selalu tepat mengarahkan, ia bertemu dengan pribadi yang sedang bingung dalam bacaan yang dibaca (30-31). Dari hal ini kita melihat bahwa banyak orang yang tahu tapi yang diketahuinya belum mengubahkan hidupnya. Dibutuhkan orang-orang yang menolong untuk mengarahkan diri mereka untuk mengalami perubahan dari yang diketahui itu. Singkat cerita Filipus berhasil meyakinkan akan apa yang dibaca oleh sida-sida Etiopia itu (35). Dan akhirnya pembaptisan terjadi bagi sida-sida tersebut, dan Filipus pun kembali menghilang.

Jika ada keakraban dan keintiman dengan DIA, maka kegerakkan akan selalu ada dalam diri. Dari kisah ini, kita bisa belajar untuk tidak terlalu melihat situasi yang ada tapi melihat dan merasakan gerakan dari ROH. Dan itu mengerakkan untuk menyaksikan DIA sekalipun itu janggal menurut ukuran manusia. Dan jika IA yang mengerakkan dan kita dengan setia melakukannya maka akan ada hasil yang terjadi. Mau?

Pdt. Elfriend P. Sitompul