(Kis 17 : 16-34)
Semoga kita tidak bosan mendengarkan pernyataan tentang misi, termasuk didalamnya yang ada kewajiban untuk mengerjakannya sebagai wujud kasih karunia keselamatan yang telah diterima. Tapi jika ada kebosanan dan bahkan ketiadaan aksi dari bermisi dalam diri kita, maka menjadi kesimpulan bahwa kasih karunia keselamatan itu berhenti hanya pada diri sendiri. Sebaliknya jika ada semangat untuk terus menceritakan kasih karunia keselamatan itu maka tepatlah kasih karunia itu ada pada diri kita.
Tak dapat dipungkiri bahwa salah satu rasul yang “tersukses” dalam mengabarkan berita injil adalah Rasul Paulus. Wujud dari berita itu dengan jelas terpampang dalam isi alkitab. Jemaat-jemaat atau komunitas orang percaya banyak dihasilkan. Karena itu kita perlu belajar darinya dalam melakukan misi tersebut. Dalam hal ini bukan metodenya, namun semangat yang dilakukannya. Dalam teks bacaan saat ini kita menemukan hal tersebut. Paulus tidak menjadi pribadi yang kaku dengan idealismenya namun ia tetap membuka diri untuk selalu diarahkan oleh Tuhan (14-15). Ia juga selalu melihat realita yang ada sebagai media yang baik untuk mengabarkan injil (16-17). Sehingga dengan demikian ia dengan tepat menemukan cara untuk menyampaikan pesan injil (23).
Mari kita belajar dengan penuh kesungguhan untuk menyampaikan berita injil. Masalah berhasil dan tidaknya, bahkan buahnya apa menguntungkan kita atau orang lain dan persekutuan lain itu bukanlah menjadi urusan kita. Yang penting kerjakan dengan maksimal.
Pdt. Elfriend Sitompul