(Filipi 4:6-9)
Sebagai manusia Paulus tentu pernah merasa kuatir di tengah ketidakpastian dan kesulitan, ia pernah mengalami karam kapal, ia pernah dipukuli dan rasul Paulus juga pernah dipenjara, dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menguatkan para sahabatnya yang juga menghadapi ketidakpastian. Dari hal-hal tersebut kita dapat belajar dari Rasul Paulus.
Namun sering kali kita sebagai manusia lupa esensi dalam kehidupan ini, kita lebih mengutamakan dan lebih mengkuatirkan hal-hal yang lahiriah dan hal-hal yang jasmaniah dan lupa akan adanya hal yang lebih penting daripada itu. Sering kali kita lebih fokus memikirkan tentang bagaimana kita bisa makan hari ini dan bagaimana tentang hari esok? Daripada memikirkan hal yang terutama.
Ada tiga alasan mengapa kita tidak boleh kuatir.
- Pertama, kita harus mengerti dan menyadari bahwa hidup yang lahiriah bukanlah yang terutama, kehidupan di dunia ini hanyalah sementara tetapi hidup yang lebih utama adalah kehidupan yang kekal bersama dengan Tuhan.
Firman Tuhan mengatakan jangan kita kuatir tentang hidupmu mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan (Mat 6:25). Hidup kita yang utama bersumber dari Firman-Nya.
- Kedua, karena dengan kuatir bisa menyebabkan stres dan bisa menyebabkan datangnya sakit penyakit dan tidak akan menambah jalan hidup kita, sehingga iman kita menjadi tumpul dan tidak lagi mempercayai kuasa Tuhan.
Apakah dengan kuatir itu bisa menambah sehasta saja untuk jalan hidup kita? Apakah kuatir itu juga bisa mendatangkan sejahtera atau membahagiakan kita?
Jadi untuk apa kita kuatir. (Mat 6:27).
Kekuatiran itu tidak berguna melainkan merugikan diri kita sendiri.
- Ketiga, karena hidup kita ada dalam tanggung jawab Allah, hidup saudara dan saya ada dalam tanggung jawab Tuhan.
Tuhanlah memikirkan bagaimana kita hidup di dunia ini karna kita adalah umat ciptaan-Nya dan bahkan kita ini adalah sebagai anak-anak-Nya dan Tuhan pasti akan pelihara kita.
Mari nyatakanlah segala kekuatiran dan keinginan kita kepada Allah dalam doa permohonan dengan ucapan syukur.
Kiranya Allah sang sumber damai sejahtera serta rohNya di infuskan kepada kita melalui persekutuan kita dengan-Nya lewat doa dan bahkan Roh-Nya berpatroli di dalam pikiran dan hati kita dalam Kristus dan menjaga kita tetap tenang dan teduh di dalam-Nya melalui Doa Permohonan dengan Ucapan Syukur.
Selamat Merenungkan dan menghidupi Firman-Nya.
Amin.
Pnt. Ujang S