(Yesaya 43 : 18-19)

Masa lalu, sekarang dan depan. Tiga masa yang selalu dilalui manusia dalam kehidupannya di dunia. Masa lalu adalah sejarah, sekarang adalah keadaan yang nyata, masa depan adalah harapan yang akan terjadi. Namun sayangnya untuk mendapatkan masa depan yang baik sering tidak terjadi dalam kehidupan. Kenapa?, rupa-rupanya itu terjadi salah satunya dikarenakan sering/selalu menoleh pada masa lalu, tanpa disadari masih hidup pada masa lalu. Selalu berandai-andai, andai saja aku begini dulu, harusnya begitu jangan begini dan lainnya diucapkan, selalu ada penyesalan akan masa yang sudah terjadi. Mau sekuat apapun berandai-andai, masa lalu tidak akan terulang kembali, ia adalah sejarah.

Dalam teks bacaan saat ini, sikap untuk tak menoleh kepada masa lalu juga disampaikan (18). Diajak untuk tak selalu menoleh kebelakang bahkan sampai yang paling jauh dibelakang, tetapi lihatlah jauh kedepan (19). Mengapa harus melihat jauh kedepan? Karena disana ada Allah yang sedang membuat sesuatu yang baru, dimana yang baru itu telah dimulai dari masa sekarang. Bahkan yang IA kerjakan sekarang juga bukanlah sesuatu yang tak mungkin tapi menjadi mungkin, karena DIA adalah Allah.

Mujizat masih ada, kuasaNya juga masih ada serta keberadaanNya juga. Ketika menyadari akan hal ini, maka masa lalu akan dapat kita tuntaskan dalam hidup. Masa lalu adalah kisah yang sudah terjadi, pembelajaran hidup untuk masa depan. Tak perlu ditoleh lagi, masa sekarang dihidupi untuk melihat masa depan yang lebih baik bersama DIA. Mari maju dengan dimulai dari masa yang ada sekarang. Jadilah benar dan baik, fokuslah bersama DIA.

Pdt. Elfriend P. Sitompul