Matematika-Nya TUHAN (Lukas 5 : 4 – 11)
Bahan Diskusi (15 menit):
- Menurut Anda, berapakah gaji / pendapatan minimal untuk Anda dapat menghidupi dan menjalankan seluruh aktivitas keluarga Anda?
- Dari mana sajakah sumber-sumber pemasukan Anda?
- Bagaimana dengan pos-pos pengeluaran Anda: apakah masih ada bagian-bagian yang dapat ditekan, dikurangi atau bahkan ditiadakan?
- Secara matematika, bagaimana Anda mengatur jumlah pendapatan Anda di tengah meningkatnya biaya kebutuhan hidup serta pengeluaran rutin?
Renungan Firman (15 menit):
Seseorang pernah berhitung tentang biaya rutin pengeluaran bulanan-nya, “cicilan rumah 2.1 juta; listrik, air dan sampah 400 ribu; uang sekolah anak 250 ribu, transport 500 ribu; uang dapur bulanan 1.2 juta, belum yang lain-lainnya. Sedangkan gaji hanya 4.5 juta per bulan. Kapan beli baju-nya? Kapan jalan-jalannya? Sampai kapan hidup mesti begini terus? Apalagi sekarang harga pada naik, sementara gaji malah banyak kena potongan. Duh, mesti gimana lagi? Makin ke depan bukannya makin lega, malah makin banyak minus-nya.” Dibalas sama yang lebih susah lagi hidupnya, ‘lah, kamu gaji 4.5 juta aja masih ngeluh, gimana saya yang gaji-nya cuma 2.5 juta?” Akhirnya mereka bukan merayakan berkat pemeliharaan TUHAN, tapi justru mencari siapa yang jadi juara dalam kontes “orang paling susah”.
Lalu datang orang lain lagi yang bertanya, “Ok, berarti bulanan kalian minus toh? Sekarang saya tanya, “kalian bisa sekolahin anak, bisa makan 3x sehari, bisa tidur ga beratapkan langit, bisa pake baju yang baik. Kalian ga sedang ‘buka jaringan’ (hutang) kesana kemari kan? Nah, aneh kan? Kalau dihitung-hitung begitu memang keliatannya ga akan cukup, tapi toh buktinya tiap bulan kita bisa lewatin tanpa ‘kebakaran’, tanpa harus jual aset. Jangan batasin cara TUHAN memberkati kita. Mungkin gaji kita memang kurang, tapi ternyata TUHAN bisa kasih berkat dengan caraNya yang lain. Ketimbang fokus berhitung dengan matematika-mu sendiri, kenapa ga belajar tentang matematika-Nya TUHAN? Trus ngapain otak atik pengeluaran kalian yang uda serba mepet begitu, yang kalo dikurangin lagi, lama-lama makan ‘nasi melarat’. Ketimbang fokus di bagaimana cara ngencangkan ikat pinggang, kenapa ga minta TUHAN tambahkan sumber pemasukannya aja? Kalian punya talenta, punya waktu, punya bakat, punya kompetensi, pergunakanlah itu sebaik-baiknya. Saya yakin, orang-orang yang dekat dengan TUHAN, pasti tahu bahwa jalan-jalan hidupnya akan mengarah kepada masa depan yang penuh harapan dan hidup yang berkelimpahan.”
Pertanyaan untuk Direnungkan (10 menit):
- Apa arti “hidup berkelimpahan”?
- Sudah maksimalkah Anda memanfaatkan segala sumber daya dan kompetensi yang Anda punya?
- Hal-hal apa saja yang dapat menghambat bahkan menutup sumber-sumber berkat kita? Adakah kita masih memiliki atau melakukannya?
- Apa yang harus Anda lakukan ketika Anda masih terikat hutang? Maukah Anda hidup penuh rahmat dan berkat TUHAN?
Kesimpulan (20 menit):
Galileo Galilei, seorang matematikawan hebat pernah berkata, “Mathematic is the language in which God has written the universe (Matematika adalah bahasa yang Allah pakai dalam menuliskan alam semesta)”. Layaknya seorang programmer menciptakan sebuah aplikasi bahkan ekosistem digital melalui rentetan rumus serta perintah program yang rumit serta detail dimana di dalamnya dibutuhkan wisdom dan ketelitian demikian pulalah Allah menciptakan alam semesta ini. Allah memiliki pola, law of nature, rumusan universal yang ketika segala variable di dalamnya mau ikut dalam rumusan tersebut, mereka akan berjalan baik, benar dan pasti. Tapi ketika mereka berseberangan bahkan melawan hukum tersebut, mereka akan mengalami crash bahkan corrupted.
Analogi lain adalah sbb: Jika Anda mengamati daun-daun yang berjatuhan dan masuk ke dalam sungai. Ada yang masuk dalam ‘jalur’ arus sungai dan mengalami perpindahan lokasi dengan sangat cepat sementara ada juga yang jatuh di air tenang, jauh dari arus, dan mereka hanya akan berputar-putar di tempat saja. Ya, yang satu masuk jalur promosi-Nya Allah sehingga berpindah posisi sangat cepat, sementara satunya lagi karena di luar jalur, maka hanya berputar di tempat. Lagi, jika Anda mengamat-amati cara seekor burung elang terbang dibandingkan burung-burung kecil lainnya. Saat burung kecil bersusah payah mengepakkan sayap untuk dapat terbang lebih tinggi dan lebih jauh, maka burung elang hanya berputar-putar di atas tanah lapang sembari membentangkan sayap. Ia mencari arus turbulensi naik yang dapat membawakan ke tempat tinggi tanpa terlalu banyak mengeluarkan tenaga. Ya, yang satu mengandalkan kerja keras, yang satunya mengandalkan dukungan alam semesta. Ya, itulah matematikaNya TUHAN – yaitu ketika seseorang berhasil menemukan rumus-rumus yang tepat dan mensinkronkan diri di dalamnya, maka dengan sendirinya sistem alam semesta akan berpihak kepadanya dan membawanya masuk dalam promosi dan terobosan ilahi.
Itulah yang terjadi ketika para nelayan yang seharian telah bersusah payah mencari ikan namun tidak mendapatkannya ‘ditabrakkan’ dengan perkataan Tuhan Yesus. Di satu sisi pengalaman mereka berkata “tidak masuk logika” “pekerjaan sia-sia” “ini uda siang, ikan sedang pada tidur. Cari ikan itu malam hari, bukan siang” tapi di sisi lain, ada Pribadi Penulis Rumusan Alam terbaik dimana setiap perkataan-Nya akan menjadi rumusan serta definisi yang jelas dalam sistem universe ini untuk kemudian diterjemahkan dan direspon oleh segala makhluk mengikuti perintahNya. Jika Anda percaya, maka Anda akan mengalami kemuliaan Allah (Yohanes 11:40).
Saudaraku, tidak peduli apa itu Covid, PPKM, resesi ekonomi, pecahnya bubble China, krisis USA, dsb – ketika Allah bersabda, “berbahagialah orang yang kesukaan-nya Firman TUHAN dan merenungkannya siang dan malam. Ia seumpama pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan apa saja yang dibuatnya pasti berhasil (Mazmur 1 : 2 – 3). Ada sebuah rumusan pasti: setia merenungkan Firman TUHAN maka apa saja yang dikerjakan pasti berhasil. Ketika orang lain berkata, “jangan usaha ini. Ga profit. Jangan usaha itu. Banyak saingan” seringkali hati kita ciut, tapi mereka bukanlah perumus kehidupan ini. Matematika mereka adalah hitung-hitungan dunia. Kenapa tidak berlaku sebaliknya? Percaya kepada setiap rumusan Firman dan lawanlah setiap intimidasi salah tersebut. Setialah perkara kecil maka diberi perkara besar. Semakin banyak menabur, semakin banyak menuai. Allah tidak saja memperkenalkan istilah “penambahan (add)” dan “pengurangan (subtract)”, tapi juga “perkalian (multiply)” serta “pembagian (divide)”. Kesatuan antara Adam dan Hawa bukanlah sebuah “addition” dimana 1 + 1 jadi 2. Nope, itu adalah sebuah “multiplication” dimana 1 + 1 jadi sangat banyak dan diberkati. Oi, mujizat 5 roti 2 ikan memberi makan 5000 orang itu rumus matematikaNya Allah. Buli-buli janda Sarfat tidak pernah habis pun matematikaNya Tuhan. Air berubah jadi anggur, mata air di tengah padang gurun, dsb. Kapan pinter matematika-nya, gan? Amin.