Matius 3 : 1 – 12

Saat seorang kepala negara akan berkunjung ke suatu daerah, dapat dipastikan daerah yang akan dikunjungi akan mempersiapkan diri dengan baik, tidak Cuma tempat yang akan dikunjungi ditata sedemikian rupa, pasti semua jalan yang akan dilalui diperbaiki sedemikan rupa, yang berlobang di tambal, diaspal ulang agar perjalanan kepala negara tersebut nyaman dan lancar, para pejabat menyambut dengan rapi bahkan dengan pakaian dan dandanan yang terbaik, tidak jarang para pelajar, guru, serta para pegawai menanti disepanjang jalan yang akan dilalui kepala negara tsb dengan melambaikan bendera ditangan, semua itu dimaksudkan supaya saat kepala negara melihat sambutan yang meriah tersebut, bersukacita.

Kalau untuk seorang kepala negara yang akan datang kita menyiapkan diri begitu rupa, nah.. apa yang kita siapkan untuk menyambut yang bukan hanya kepala negara biasa tetapi Raja diatas segala raja & Tuan diatas segala tuan?

Pada masa Advent kali ini setidaknya kita diingatkan kembali penantian akan lahirnya Sang Juru Selamat dunia yang menebus dosa seluruh umat manusia, namun saatnya akan tiba kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali bukan lagi sebagai bayi Natal yang lemah, namun Dia akan datang kembali sebagai hakim (Yohanes 9:39) dan membawa pemisahahan (Mat 10;34) hal ini seharusnya membuat kita terjaga dan menyadari bahwa sesungguhnya dalam masa Advent ini menjadi momentum untuk kita dengan jernih melihat sudah sesiap apakah kita menyambut kedatanganNya.

Seruan Yohanes dalam bacaan kita di Lukas 3:3-5 Yohanes dengan jelas mengatakan pertobatan adalah cara yang paling tepat untuk menyambut kedatangan Tuhan, tentu hal ini menekankan pada pertobatan dari cara hidup yang salah yang selama ini di jalani oleh bangsa Yahudi, dan hari ini pun seruan pertobatan juga ditujukan pada setiap kita, dari cara kita menjalani kehidupan selama ini:

Luruskanlah jalan bagiNya: kita harus meluruskan kembali kehidupan kita mari sadari perjalanan hidup kita hari ini sedang mengarah kemana, menunju kearah Kristus atau justru melenceng jauh dari itu. (efesus 4:15)

Setiap lembah akan ditimbun: dapat diartikan hati yang putus asa tanpa harapan, ditimbun kembali dengan keyakinan & berharap penuh kepadaNya.

Gunung & bukit akan menjadi rata: gunung bukit kesombongan kita harus diratakan karena segala kekuatan kita, harta & kepandaian tidak akan sanngup menyelamatkan kita hanya kasih karunia & anugrahNya yang menyelamatkan kita, jadi kenapa mesti sombong?

Yang berliku-liku diluruskan, yang berkelok-kelok diratakan: hati yang serong, perkataan yang berbelit-belit memutar balikkan fakta, banyak tipu muslihat (Amsal 11:10)

Mari saudaraku, masa advent yang menjadi masa penantian akan kedatangan Juru Selamat sungguh menjadi momentum setiap kita untuk melihat kehidupan secara pribadi apakah kita sudah siap menyambut kedatanganNya dengan kehidupan yang berkenan? Biarlah kita mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan menata hidup seperti yang di kehendakiNya, agar supaya saat DIA datang kita tidak ditolakNya, amin TYM

Penatua Agus RIjanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *