Renungan Minggu, 11 September 2022
Yoel 2 : 28 – 29
Pergeseran Generasi (Generation Shifting) – adalah topik yang selalu menarik untuk dibicarakan. Bahkan Alkitab pun selalu menggunakan istilah “generasi” atau “angkatan” untuk merujuk pada satu kesamaan pola besar yang dimiliki oleh orang-orang yang hidup pada satu jaman yang sama, seperti: “dan rahmat-Nya turun temurun (from generation to generation) atas orang yang takut akan Dia – Lukas 1:50” Kata Yesus, “dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan (generation) ini dan dengan apakah mereka itu sama – Lukas 7:31?”
Mengapa Allah memilih memakai kata “generasi” seolah-olah memang ada dirancang untuk lahirnya sekumpulan orang di satu masa dan jaman yang sama, yang memiliki karakter, pola pikir, kebiasaan, ekspektasi tersendiri dan khas? Yang mana sejak jaman Adam diciptakan hingga angkatan terakhir kelak muncul, setiap generasi-nya pasti memiliki pola dan karakteristik yang unik, sangat spesifik dan berbeda dengan generasi baik sebelum maupun sesudahnya. Praktisnya adalah: mobil Avanza keluaran tahun 2003 akan berbeda dengan keluaran tahun 2008, mengalami lagi facelift di 2011, berubah lagi di 2015, lalu di 2019 dan sekarang berubah total di 2022. Sama-sama Avanza tapi beda karakteristik di setiap batch-nya. Begitu juga dengan generasi manusia. Sama-sama manusia, tapi pola pikir, budaya jaman, sudut pandang, dll nya sungguh berbeda. Dan di sinilah kita berada saat ini, 5 generasi yang harus hidup berdampingan: Babyboomers (1946-1960), Generasi X (1960-1980), Generasi Y (1981-1995), Generasi Z (1995-2010) dan Generasi Alfa (2011-sekarang).
Generasi babyboomers lahir setelah Perang Dunia II dari orangtua yang sangat ketat, membuat mereka sangat disiplin, bermental baja, prinsip kuat, loyalitas serta dedikasi tinggi. Generasi X lahir ketika komputer, TV, video games berkembang membuat mereka mandiri, banyak akal dan jago berbisnis. Generasi Y lahir ketika terjadi peralihan dari analog menjadi digital, media sosial, internet berkembang — membuat mereka lebih terbuka menerima perubahan, ambisius dan percaya diri namun rentan stres dan depresi. Generasi Z sangat terbiasa memegang gadget, melek teknologi, mudah mengakses segala informasi, sangat kreatif dan gampang bergaul. Generasi alpha adalah digital native, yang sejak lahir pun sudah full gadget. Bagaimana meracik semua Generasi ini menjadi satu dalam kasih di Bulan Perdamaian ini? Mereka yang awalnya sering ribut orangtua-anak, kakek-cucu, adik-kakak tidak nyambung hingga ada kepahitan — mungkin perlu belajar paham tentang karakter ‘generasi’ ini. Lihatlah peristiwa Pentakosta yang dinubuatkan Yoel dimana 3 Generasi, yaitu: orang-orang tua, teruna-teruna dan anak-anak masing-masing melakukan fungsinya dalam unity menjadi alat TUHAN mendatangkan kegerakan Roh Kudus. Generasi saling bersinergi, perdamaian menjadi sangat praktikal dan bukan teori. Haleluya. Amin.
Ibu Zevhania SB Hutabarat